berlibur di desa

Cerita ini adalah pengalaman temankuyang terjadi tahun lalu. Aku sedikit bingung menulis cerita ini karena biasanya aku menceritakan pengalaman ku sendiri, tapi kali ini aku harus menceritakan pengalaman orang lain. Oke, tanpa banyak bicara lagi, kumulai cerita yang kuberi judul " Berlibur Ke Desa".

Lima bulan yang lalu, Jeff temanku mengajakku sedikit refreshing ke sebuah desa yang kebetulan adalah tempat Jeff bermain waktu kecil. Ayah Jeff seorang pengusaha kaya yang sedikit memperhatikan soal alam bebas, karenanya dia membeli ribuan hektar tanah yang kemudian dijadikannya hutan karet. Bisnis sambil memelihara alam liar, katanya.

Jeff biasa berlibur ke hutan karet ayahnya dan dia biasa menginap di sebuah rumah yang terlihat begitu mewah kalau dibandingkan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Meski terkesan ada sedikit kesenjangan, tapi penduduk desa itu sama sekali tidak menaruh kebencian atau iri hati pada keluarga Jeff karena keluarga itu cukup dermawan, bahkan ayah Jeff hanya mengambil keuntungan 25% dari hasil hutan karetnya, dan sisanya dibagikan pada penduduk yang ikut mengusahakan hutan karet itu.

Oke, cukup perkenalannya. Aku sendiri menyesal karena tidak bisa ikut dengan Jeff karena ada sedikit keperluan dengan keluargaku. Tapi aku berjanji akan menyusul kalau ada waktu. Jeff sedikit kecewa tapi dia tetap pergi ke desa itu, sebut saja Desa Sukasari.

Hari-hari pertama dilalui Jeff dengan bermalas-malasan di rumahnya sambil menikmati udara segar pedesaan yang sangat jarang ditemuinya di Bandung. Baru pada hari kelima Jeff keluar dari rumah, diantar oleh seorang bujangnya Jeff berjalan-jalan melihat-lihat sekeliling desa itu. Dia berhenti ketika dilihatnya seorang gadis, mungkin beberapa tahun lebih muda darinya sedang menyapu di pekarangannya.

Rambutnya yang hitam terurai menutupi punggungnya. Kulitnya yang hitam manis mengkilat karena keringat yang tertimpa sinar mentari. Jeff tertegun, baru kali ini dilihatnya gadis desa yang begitu cantik. Bujangnya tahu kalau Jeff memperhatikan gadis itu, karena itu dia mengatakan kalau gadis itu adalah anak salah seorang pekerja ayahnya. Umurnya sekitar 14 tahun, dan kini ayahnya sudah tiada. Dia tinggal dengan ibunya dan sering membantu mencari nafkah dengan mencucikan pakaian orang-orang desa yang lebih mampu.

Jeff merasa iba, tapi rasa ibanya langsung hilang berganti rasa tertarik ketika dipikirnya kalau gadis itu pasti memerlukan uang untuk biaya hidupnya. Kemudian berubah lagi perasaannya menjadi keinginan untuk mendekatinya ketika dilihatnya kalau gadis itu cukup cantik dan manis. Tapi rasa ingin mendekati itu berubah seketika ketika dilihatnya dada gadis itu yang agak terlalu besar untuk anak seusianya.

Segera saja setan bersarang di kepala Jeff. Dia mengeluarkan dompetnya, mengambil selembar uang bergambar Pak Harto dan menyuruh bujangnya memberikan uang itu pada gadis itu untuk mencuci bajunya. Bujangnya tidak menaruh curiga, dia segera memberikan uang itu pada gadis itu, dan tidak lama kemudian gadis itu mengikutinya mendekati Jeff. Jeff menyuruh bujangnya pulang, sedangkan dia melanjutkan jalannya bersama gadis itu. Ditengoknya arloji di tangannya, baru pukul 4:00 sore, karena itu Jeff mengulur waktu. Setidaknya pukul 5:00 sore akan dilaksanakan rencananya.

Dia bertanya dimana sungai yang airnya bening dan bisa dipakai mandi. Gadis itu mengantarkan Jeff ke sana. Cukup jauh juga, dan setiba di sana Jeff melepas semua pakaiannya dan langsung masuk ke sungai itu. Dia meminta gadis itu mencuci pakaiannya, dan gadis itu menurut walaupun agak malu-malu karena melihat Jeff berenang telanjang. Jeff sendiri sudah sedikit sinting, entah setan apa yang merasuki kepalanya, yang jelas ketika dilihatnya arlojinya menunjukkan pukul 5:00 sore, langsung dijalankan rencananya. Jeff keluar dari air, mendekati gadis yang sedang membersihkan pakaiannya dan berjongkok di sampingnya. Batang kemaluan di sela pangkal kaki Jeff sudah bangun dari tidurnya, dan tanpa tembakan peringatan Jeff langsung saja merangkul gadis itu sambil berusaha mencium leher gadis itu (sebut saja namanya Sali).

Gadis itu segera berontak karena terkejut, tapi dekapan Jeff lebih kencang dari tenaganya. Jeffberhasil mencium leher gadis itu tapi begitu Jeff berusaha lebih gila lagi gadis itu mengancam akan berteriak. Jeff takut juga dia digebuki penduduk desa itu, karena itu segera ditutupnya mulut gadis itu, dan dia berbisik, "Jangan teriak, kalau kau mau melayaniku kuberi lebihdari sekedar lima puluh ribu, mungkin akan kuberi seratus ribu lagi, bagaimana?"

Gadis itu masih diam, tapi begitu Jeff mengeluarkan dua lembar uang Rp. 50.000-an yang sedikit basah karena air sungai dan mengipas-ngipaskan di depan muka Sali, akhirnya dia mengangguk. Kapan lagi dia bisa mendapat uang Rp 150.000,- dalam sehari, begitu pikirnya. Jeff tersenyum senang sambil melepaskan tangannya dari mulut gadis itu. Tapi ketika dia berusaha memegang dada Sali, gadis itu berbisik, "Jangan di sini, takut ketahuan orang lain."

Jeff setuju kata-kata gadis itu, karena itu diajaknya gadis itu ke hutan karet milik ayahnya. Jeff tahu persis kalau sore-sore begini tidak ...

...mungkin ada orang di sana. Singkat cerita, mereka sampai di sana, dan tanpa tunggu lama lagi Jeff segera membuka bajunya yang basah, juga celananya. Dibentangkannya baju dan celananya di tanah, dan diciumnya Sali sekali lagi. Kali ini dia tidak berontak. Jeff dengan mudah menyingkirkan pakaian gadis itu, dan terlihat kedua gunung kembarnya yang tidak begitu besar tapi lumayan juga untuk ukuran gadis 14 tahun. Jeff meremas keduanya sekaligus sambil terus melumat bibir gadis itu.

Sekitar 2 menit kemudian Jeff berbisik, "Aku nggak butuh patung, layani aku. Jangan cuma diam gitu aja!" Jeff lalu mendorong kepala Sali ke bawah, dan menyuruhnya sedikit bermain dengan kejantanannya yang sudah hampir mencapai ukuran maksimal. Gadis itu bingung, maklum di desa mana ada film "bokep". Jeff menyuruh Sali menjilat "jamur ungu"-nya. Sali sedikit ragu-ragu, tapi akhirnya dilakukannya juga.

Ternyata Sali cepat belajar, beberapa menit kemudian Jeff sudah dibuatnya keenakan dengan permainannya di selangkaan kakinya. Terpedo itu sudah mencapai ukuran maksimal, dan Sali masih terus bermain dengan benda itu, mungkin asyik juga dia bermain dengan benda itu. Mulai dari mencium, menjilat dan akhirnya mengulumnya sambil menggerakkan kepalanya maju-mundur dan sesekali menghisap benda itu.

Jeff cukup puas dengan permainan itu, dan ketika dilihatnya langit mulai gelap, disuruhnya Sali duduk. Jeff meregangkan kaki gadis itu, terlihat bulu-bulu halus yang masih sangat jarang di sela-sela pahanya. Jeff menggunakan lidahnya untuk membasahi vagina Sali. Sali bergoyang-goyang kegelian, tapi kelihatannya dia menimati permainan itu. Sekarang Jeff menggunakan jarinya untuk menggosok klitoris Sali yang masih kecil. Sali semakin liar bergoyang-goyang menahan nikmat. Desahan mulai keluar dari mulutnya dan vaginanya basah karena lendir yang bercampur ludah Jeff.

Tidak lama kemudian Sali mendesah panjang, dan tubuhnya bergetar hebat. Lendir mengalir dari vaginanya yang merah segar. Jeff tahu Sali sudah mencapai puncak, dan inilah kesempatannya untuk menusukkan terpedonya ke kemaluan Sali. Dibukanya lebih lebar paha Sali, dan diarahkannyakepala kejantanannya ke vagina Sali. Sali sendiri masih memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tapi tiba-tiba dia menjerit tertahan ketika Jeff memaksa terpedonya masuk ke lubang yang sempit itu. Sali kembali menjerit ketika kejantanan Jeff semakin memaksa melesak masuk ke dalam. Jeff berusaha keras menembus pertahanan vagina Sali, tapi baru setengah dari barangnya yang masuk ke dalam.

Jeff meremas dada Sali sambil menciumnya. Dia berusaha membuat otot kemaluan Sali sedikit mengendur, dan ketika dirasakannya mulai mengendur, disodoknya sekuat tenaga kejantanannya ke dalam kemaluan Sali. Kali ini Sali menjerit cukup keras, dan terlihat air mata keluar dari balik kelopak matanya yang tertutup menahan nyeri. Jeff tidak peduli, sekarang sudah seluruhkejantanannya masuk, dan mulai digoyangkannya maju-mundur diiringi jeritan-jeritan kecil Sali. Vagina Sali sangat sempir, karena itu belum lama Jeff bermain sudah hampir keluar maninya. Jeff mempercepat gerakannya, dan Sali semakin kuat menjerit. Tentu saja vagina Sali yang masih 14 tahun itu terlalu kecil untuk kejantanan Jeff yang lumayan besar.

Belum selesai Jeff bermain, suara Sali tidak terdengar lagi, dia pingsan karena tidak kuat menahan nyeri. Jeff sendiri mengetahuinya, tapi dia tidak mau menghentikan permainannya, dikocoknya terus kemaluan Sali yang sedikit memar, dan akhirnya Jeff mendesah dalam sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil Sali. Setelah itu Jeff sempat mengocok vagina Sali lagi, dan ketika hampir mencapai puncak kedua kalinya Sali bangun dari pingsannya. Dia langsungmenjerit-jerit dan beberapa saat kemudian mereka mencapai puncak hampir bersamaan. Jeff terlihat puas dan lelah, dan ketika dicabutnya kejantanannya dari vagina Sali, terlihat maninya keluar lagi dari kemaluan Sali. Kental berwarna putih kekuningan yang bercampur darah keperawanan Sali.

Jeff mengajak Sali membersihkan diri, dan ketika selesai diberikannya dua lembar uang Rp. 50.000-an pada Sali. Sali sangat berterima kasih, dan Jeff berpesan agar jangan sampai hal itu diketahui orang lain. Sali mengangguk, tapi Jeff segera menegur Sali ketika diperhatikannya jalannya sedikit menegang menahan perih di kemaluannya. Sali berusaha berjalan normal walaupun dirasakannya sakit di sela pahanya. Dia juga takut kalu orang-orang desa tahu kalau dia sudahmenjual tubuhnya pada Jeff, tapi tetap saja diambilnya resiko itu demi uang yang memang sangat dia butuhkan.

Dua hari kemudian aku datang menyusul Jeff, dan di sanalah Jeff menceritakan kisahnya itu. Aku jadi sedukit terangsang juga mendengar cerita itu, dan rencananya aku akan mencobanya juga bila ada waktu, yang jelas hari-hari berikutnya benar-benar menyenangkan untuk kami bertiga. Aku dan Jeff sama-sama terpuaskan, sedangkan Sali sangat senang mendapat ratusan ribu uang walaupun dia harus tersiksa hampir setiap dua malam sekali karena aku dan Jeff secara bergilir dua hari sekali mencicipi tubuh mungilnya itu.


Dua minggu kami di sana, dan di hari terakhir aku dan Jeff menidurinya bergantian dalam satu malam. Bisa dibayangkan bagaimana ...

...rasanya gadis berumur 14 tahun disetubuhi oleh dua laki-laki bergantian dalam satu malam, benar-benar luar biasa. Tapi satu hal yang kupuji dari Sali, dari hari-kehari vaginanya tetap saja sempit, dan itu yang membuat aku dan Jeff betah menidurinya. Aku juga merencanakan untuk mengajak Alf dan Lex teman baikku untuk ikut serta mencicipi kenikmatan itu, tentu saja itu akan kuceritakan di cerita lain. Tunggu saja pengalaman kami berempat bersama Sali.

Febi Keponakanku

Berkali kali kucoba menghubungi HP Febi, keponakanku yang kuliah di Semarang, tapi selalu dijawab si Veronica, sekretaris nasional dari Telkomsel. Akhirnya aku spekulasi untuk langsung saja ke tempat kost-nya, aku masih punya waktu 2 jam sebelum schedule pesawat ke Jakarta, rasanya kurang pantas kalau aku di Semarang tanpa menengok keponakanku yang sejak SMP ikut denganku.

Kuketuk pintu rumah bercat biru, rumah itu kelihatan sunyi seakan tak berpenghuni, memang jam 12 siang begini adalah jam bagi anak kuliah berada kampus. Lima menit kemudian pintu dibuka, ternyata Desi, teman sekamar Febi, sudah tingkat akhir dan sedang mengambil skripsi.
"Febi ada?" tanyaku begitu pintu terbuka.
"Eh.. Om pendekar.., anu Om.. anu.. Febi-nya sedang ke kampus, emang dia nggak tahu kalo Om mau kesini?" sapanya dengan nada kaget.
Aku dan pacarku sudah beberapa kali menengok keponakanku ini sehingga sudah mengenal teman sekamarnya dan sebagian penghuni rumah kost tersebut.
"Om emang ndadak aja, pesawat Om masih 2 jam lagi, jadi kupikir tak ada salahnya kalo mampir sebentar daripada bengong di airport" jawabku sambil mengangsurkan lumpia yang kubeli di pandanaran.
"Aku ingin nemenin Om ngobrol tapi maaf Om aku harus segera bersiap ke kantor, maklum aja namanya juga lagi magang, apalagi sekretaris di kantor sedang cuti jadi aku harus ganti jam 1 nanti" jawabnya lagi tanpa ada usaha untuk mempersilahkan aku masuk.
"Sorry aku nggak mau merepotkanmu, tapi boleh nggak aku pinjam kamar mandi, perut Om sakit nih" pintaku karena tiba tiba terasa mulas.
Desi berdiam sejenak.
"Please, sebentar aja" desakku, aku tahu memang nggak enak kalau masuk tempat kost putri apalagi Cuma ada Desi sendirian di rumah itu.
"Oke tapi jangan lama lama ya, nggak enak kalau dilihat orang, apalagi aku sendirian di sini" jawabnya mempersilahkanku masuk.
"Oke, cuman sebentar kok, cuma buang hajat aja" kataku

Aku tahu kamar mandi ada di belakang jadi aku harus melewati kamar Desi yang juga kamar Febi yang letaknya di ujung paling belakang dari 9 kamar yang ada dirumah itu sehingga tidak terlihat dari ruang tamu. Desi tak mengantarku, dia duduk di ruang tamu sambil makan lumpia oleh olehku tadi, kususuri deretan kamar kamar yang tertutup rapat, rupanya semua sedang ke kampus. Kulihat kamar Febi sedikit terbuka, mungkin karena ada Desi di rumah sehingga tak perlu ditutup, ketika kudekat di depannya kudengar suara agak berisik, mungkin radio pikirku, tapi terdengar agak aneh, semacam suara desahan, mungkin dia sedang memutar film porno dari komputernya, pikirku lagi. Ketika kulewat di depan kamar, suara itu terdengar makin jelas berupa desahan dari seorang laki dan perempuan, dasar anak muda, pikirku.

Tiba tiba pikiran iseng keluar, aku berbalik mendekati kamar itu, ingin melihat selera anak kuliah dalam hal film porno, dari pintu yang sedikit terbuka, kuintip ke dalam untuk mengetahui film apa yang sedang diputar. Pemandangan ada di kamar itu jauh mengagetkan dari apa yang kubayangkan, ternyata bukan adegan film porno tapi kenyataan, kulihat dua sosok tubuh telanjang sedang bergumulan di atas ranjang, aku tak bisa mengenali dengan jelas siapa mereka, karena sudut pandang yang terbatas. Sakit perutku tiba tiba hilang, ketika si wanita berjongkok diantara kaki laki laki dan mengulum kemaluannya dengan gerakan seorang yang sudah mahir, dari pantulan cermin meja rias sungguh mengagetkanku, ternyata wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Febi, keponakanku yang aku sayang dan jaga selama ini, rambutnya dipotong pendek seleher membuatku agak asing pada mulanya. Sementara si laki lakinya aku tak kenal, yang jelas bukan pacarnya yang dikenalkan padaku bulan lalu. Aku tak tahu harus berbuat apa, ingin marah atau malahan ingin kugampar mereka berdua, lututku terasa lemas, shock melihat apa yang terjadi dimukaku. Aku ingin menerobos masuk ke dalam, tapi segera kuurungkan ketika kudengar ucapan Febi pada laki laki itu.

"Ayo Mas Doni, jangan kalah sama Mas Andi apalagi si tua Freddy" katanya lepas tanpa mengetahui keberadaanku.
Aku masih shock mematung ketika Febi menaiki tubuh laki laki yang ternyata namanya Doni, dan masih tidak dapat kupercaya ketika tubuh Febi turun menelan penis Doni ke vaginanya, kembali aku sulit mempercayai pemandangan di depanku ketika Febi mulai mengocok Doni dengan liar seperti orang yang sudah terbiasa melakukannya, desahan nikmat keluar dari mulut Febi dan Doni, tak ada kecanggungan dalam gerakan mereka. Tangan Doni menggerayangi di sekitar dada dan bukit keponakanku, meremas dan memainkannya. Aku masih mematung ketika mereka berganti posisi, tubuh Febi ditindih Doni yang mengocoknya dari atas sambil berciuman, tubuh mereka menyatu saling berpelukan, kaki Febi menjepit pinggang di atasnya, desahan demi desahan saling bersahutan seakan berlomba melepas birahi.

Tiba tiba kudengar suara sandal yang diseret dan langkah mendekat, aku tersadar, dengan agak gugup aku menuju kamar mandi, bukannya menghentikan mereka. Kubasuh mukaku dengan air dingin, menenangkan diri seakan ingin terbangun dan mendapati bahwa itu adalah mimpi, ...

Fantasiku Jadi Kenyataan (1)

Kakakku sering bercerita perihal betapa kagumnya dia dengan Albert. Bukan hanya karena pendidikannya yang tinggi dan diusia yang masih tergolong muda (30 thn) mempunyai karir bagus sebagai senior manager di sebuah bank swasta, tetapi juga karena secara fisik memang Albert mempunyai tubuh yang atletis, bersih dan muka yang elok. Sifatnya yang sangat dewasa dan peduli sama orang mungkin merupakan pengaruh dari karirnya sebagai seorang banker yang profesional.
Menurutku...justru Albert adalah seorang laki-laki yang sangat beruntung bisa mencuri hati kakakku yang masih kuliah di universitas swasta terkenal di Jakarta. Raut wajah Riska yang sangat cantik, badan yang langsing dengan tinggi sekitar 160 cm, terlihat serasi sekali dengan kulit badannya yang putih halus. Meskipun Riska lebih suka memakai celana panjang dan kaos yang body fit, namun aku tahu kakakku mempunyai sepasang kaki yang sangat indah. Aku sangat mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuh kakakku. Dadanya yang membusung dengan rambutnya yang hitam lurus terurai, membuat kakakku pasti akan terlihat sexy dimata siapapun juga. Tidak heran diusianya yang baru mencapai 22 tahun, kakakku Riska menjadi incaran cowok-cowok di kampusnya.
Dua tahun yg lalu kami berkenalan secara kebetulan dengan Albert disebuah toko jam di Mal Anggrek. Aku menemani kakakku untuk jalan-jalan sekalian hendak memperbaiki jam tangan kesayangan kakakku yang tidak berfungsi. Pertama memasuki toko jam tersebut, aku menyaksikan seorang wanita cantik berusia sekitar 25 thn sedang berbincang-bincang dengan seorang pemuda berdasi yang berpenampilan sangat rapi. Menunggu kakakku yg sedang berbincang dgn wanita cantik tersebut yg ternyata adalah pemilik tokonya, aku berjalan mengelilingi etalase sambil melihat-lihat aneka jam tangan yang bagus-bagus. Kepingin rasanya membeli salah satu jam fancy yg sangat menarik perhatianku, tetapi melihat harganya kuurungkan niat yg mungkin akan menguras tabunganku.
”Hai...boleh tuch untuk nambah koleksi jam tangannya !”, sapa seseorang disampingku tanpa kusadari. Aku menoleh kesamping dan melihat ternyata yg menegurku adalah dia yg tadi menemani pemilik toko yg cantik tadi berbincang-bincang. Entah karena mukanya yg memang tampan atau senyumnya yang menawan, yg jelas sambil menoleh aku hanya tersenyum dan tidak lama kemudian kami larut dalam obrolan kecil mengenai aneka jam tangan. Ternyata dia cukup memahami perihal trend jam tangan untuk wanita dan sempat membuatku tertarik dengan model rantai lebar yang berhias bordir naturalis. Sikapnya yg ramah membuatku tidak menolak ketika dia mengulurkan tangannya memperkenalkan diri. Aku baru tahu namanya adalah Albert dan ternyata sedang bertandang ke tempat nasabahnya yang cantik itu. Tidak lama aku dan kakakku berada di toko jam tersebut, setelah kakakku memperoleh tanda terima dari si pemilik toko karena harus meninggalkan jam nya untuk diservis, kami langsung beranjak dari toko tersebut dengan hadiah sebuah kartu nama dari Albert. Dalam pikiranku, apa ga bisa cari nasabah yg lain...sampai-sampai mahasiswi aja di follow up jadi nasabah.
Tidak lama kami di Mal Anggrek. Setelah melihat-lihat baju dibeberapa outlet yang ada disana, aku dan kakakku berjalan menuju tempat parkir di P-10 lewat lift. Sambil jalan-jalan, sempat aku dan kakakku sekilas memperbincangkan tentang Albert yang menurut kami sedang merayu pemilik tokonya. ”Hi..hi.hi...kalau melihat gayanya Albert sich, tidak lama lagi akan ikut jadi pemilik toko jam tersebut”, sergahnya sambil cekikian kecil.
Entah lagi buru-buru atau kakakku yg kurang ahli memundurkan mobil, waktu mau mengeluarkan mobil dari tempat parkir, bumper belakang mobil kami menyenggol bumper belakang sebuah sedan hitam yg parkir tepat disamping kami. Mendengar bunyi gedebuuuuk.....aku dan kakakku terhenyak sebentar, tapi lebih kaget lagi ketika kami langsung didatangi pemilik mobil yg ternyata bapak-bapak setengah tua. Kami lantas turun dan betapa kaget kami menyaksikan bumper toyota Altis yang kesenggol itu peyok sampai kedalam. Terjadi dialoq kecil yg intinya bagaimana kami mempertanggung jawabkan kerusakan yg terjadi, karena memang menurutku itu salah kakakku yg buru-buru mundur ke belakang. Ternyata bapak setengah tua itu adalah supir dari bos nya dan tidak bisa memutuskan harus bagaimana, tetapi kami diminta menunggu sebentar sambil dia memberitahukan kejadiannya kepada bos nya lewat HP. Lima belas menit lewat dan alangkah terkejutnya kami ketika melihat orang yg menghampiri kami. Ternyata pemilik mobil tersebut adalah cowok ganteng yg barusan kami kenal di toko jam.
Entah apa maksudnya....Albert tidak terlalu mempermasalahkan kerusakan yg terjadi. Sebagai gantinya kakakku harus memberitahukan nomor HP nya dengan alasan nanti akan diberitahukan berapa kerugian yg harus kami tanggung setelah dibawa ke bengkel. Apa boleh buat, terpaksa kami mengiyakan apa yg dikatakan Albert. Sebelum menuju pulang, kami sempat menyaksikan Albert tersenyum kepada kami sambil berpesan ”Hati-hati ya nyetirnya...jangan sampai urusan lagi sama orang”. Sialan...gerutuku dalam hati, awas aja kalo ntar minta gantinya yg bukan-bukan, peduli amat nanti.
Itulah awal perkenalanku yg unik dengan Albert. Ternyata Albert memang tidak pernah mempermasalahkan apa yg terjadi pada hari itu...namun sejak saat ...


...itu, justru itu merupakan awal kami akrab sama Albert. Albert sangat pinter bicara, dan termasuk tipikal cowok yg humoris. Dari waktu ke waktu hubungan kami menjadi semakin dekat, dan dengan sikapnya yg simpatik, kusaksikan Albert akhirnya bisa mengajak kakakku keluar jalan-jalan. Lama kelamaan...hubungan kakakku dengan Albert semakin dekat, kadang-kadang kakakku mau kalau dijemput waktu pulang kuliah, atau kakakku sudah berani keluar berdua entah pergi jalan-jalan atau nonton diwaktu malam minggu.
Resmilah kakakku menjadi pacar Albert ketika suatu malam aku mendengarkan pengakuan dari kakakku bahwa dia telah dicium pipinya sama Albert. Albertpun diterima dikalangan keluarga kami dan tak jarang sering diajak makan malam sama papi mami. Rupanya papi mami menerima kehadiran Albert yang memang ideal jadi calon mantu. Bukan hanya pinter mengambil hati orang tua, tapi Albert memang seorang yg mempunyai latar belakang yg baik dari keluarga baik-baik. Entah bagaimana cara Albert merayu, tapi aku salut kalau dalam waktu singkat bisa mendekati kakakku yang aku tahu mempunyai hati yg keras terhadap cowok. Namun ada untungnyalah buatku, sesekali aku diajak nonton bareng sama mereka dan tidak jarang dikenalkan kepada teman-teman kerja Albert di bank. Namun tidak ada yg menarik perhatianku dari semua yg pernah aku kenal.
Diusiaku yg baru menginjak 20 tahun, aku tumbuh sebagai seorang gadis yg cukup dimanjakan orang tua. Kata orang tuaku, mukaku manis dan tidak kalah cantik dengan kakakku. Dalam hal body, meskipun dadaku tidak sebusung kakakku, tapi ukuran payudaraku termasuk besar dan aku tahu bentuknya sangat indah. Rambutku juga lurus seperti kakakku. Bedanya kalau kakakku suka memakai celana panjang, aku lebih suka pakai rok sehingga jenjang kakiku yg putih mulus bisa dinikmati oleh mata-mata pria jalang yg idak bisa melihat paha mulus.
Albert termasuk seorang yg cukup romantis... dan sering membawakan hadiah untuk kakakku. Sesekali akupun kecipratan coklat atau souvenir dari koko Albert. Beberapa kali sempat aku melihat kalau mau pulang Albert menghadiahkan ciuman pipi untuk kakakku. Yg lucu, pada suatu hari tepatnya malam minggu......secara ga sengaja aku berjalan ke ruang tamu...tanpa kusadari ternyata aku melihat Albert sedang berciuman sama kakakku. Karena kaget...aku langsung berpaling meninggalkan mereka tanpa sepatah kata. Malam itu aku dan kakakku cekikikan berdua dan aku menggodain kakakku habis-habisan.
”Ayo...gimana rasanya sich tadi”, godaku sambil ketawa-ketawa.
Semalaman kami bercanda dikamar tidur kakakku sambil melempar-lemparkan guling bantal.
Aku juga turut senang dengan apa yg dialami kakakku. Sejak menjadi pacar Albert, kakakku keliatan selalu ceria dan penuh semangat. Aku tahu kakakku telah mendapatkan cowok pilihannya, dan kakakku sangat sayang sama Albert. Kalau mendengar ceritanya, kadang-kadang aku sampai iri dibuatnya.
Suatu hari...Albert main kerumah tepat papi mami sedang ke surabaya menghadiri resepsi teman mami. Menemani kakakku dan Albert, kami ngobrol sampai jam 10-an malam dan setelah itu kutinggalkan mereka berdua ngobrol diruang tamu. Aku ga mau mengganggu mereka, lebih baik aku ke kamar nonton TV saja. Kira-kira setengah jam kemudian, aku berniat mengambil minum ke bawah...dan menuruni tangga pelan-pelan. Karena rumahku termasuk besar, jarak antar kamarku yg dilantai dua dengan ruang tamu cukup jauh.

Fantasiku menjadi kenyataan (2)

Waktu menuruni tangga aku sedikit heran mendengar suara desahan-desahan kecil. Perlahan aku menuruni anak tangga dan berjalan mengendap-ngendap. Sampai keujung tangga, betapa kaget aku menyaksikan kakakku dengan Albert sedang berciuman dengan ganasnya. Kulihat tangan kakakku melingkar di leher Albert dan menggelayut dengan manjanya. Mata mereka sama-sama terpejam....dan mereka berciuman terus menerus.....lama sekali mereka melakukan itu. Entah saking asiknya atau apa, mereka tidak menyadari aku sedang menyaksikan pergumulan mereka dibalik tembok tangga.
Jantungku berdegup kencang.....baru pertama kali didepan mata aku menyaksikan sepasang insan bercumbu.
Sesekali kulihat Albert mengalihkan ciumannya ke leher kakakku yg putih...dan itu membuat kakakku menengadahkan mukanya keatas sambil mendesah ringan. Mereka sungguh menikmati keadaan itu. Kecupan demi kecupan....desahan demi desahan...dan aneh...aku mulai mengalami sesuatu perasaan aneh dalam diriku. Aku sangat menikmati pemandangan tersebut.....apalagi ketika kuperhatikan tangan Albert dengan nakalnya membuka kancing baju kakakku.....dan dengan sangat perlahan mukanya bergerak turun ke arah dada kakakku. Aku melihat dengan jelas payudara kakakku memcuat keluar dengan putingnya yg masih merah muda. Ukuran putingnya sebesar kelingking bayi dan bentuknya indah sekali. Tatkala pemandanganku terhalang oleh muka Albert yg bergerak menuju dada kakakku.......kudengar rintihan yg lebih keras dari kakakku.

Hmm...hmmm....ohhh....erang kakakku keenakan.
Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba Albert berdiri dan menarik tangan kakakku menuju ke kamar kakakku. Karena ruangan kakakku berlawanan dengan tembok tempatku berdiri, maka mereka tidak ...

..melewati tempat aku berdiri. Aku hanya berdiri diam dan mendengar suara pintu kamar ditutup. Aku masih berdiri disamping tembok tangga....dan bingung harus melakukan apa. Namun keingin tahuanku membuatku memberanikan diri mendekati kamar kakaku....mereka juga pasti tidak akan tahu pikirku.
Aku tidak bisa membayangkan apa yg sedang mereka lakukan didalam....tetapi aku bisa mendengarkan rintihan-rintihan dari kakakku yg tiada berhenti. Entah apa yg mereka lakukan...tapi aku membayangkan pasti kakakku yg cantik dan sexy sedang dimanja habis-habisan sama Albert yg romantis itu. Aku cepat-cepat kembali ke kamar, menyalakan musik pelan-pelan, mematikan lampu dan menghempaskan diriku diatas ranjang. Mataku terpejam memandang keatas....dan kejadian tadi semua terlintas kembali dalam benakku.
Tanpa aku sadari....tanganku mengelus-elus dadaku sendiri. Aku merasakan nikmat, asik dan terbuai dengan fantasiku. Ada perasaan aneh muncul dari dalam diriku....perasaan ingin diperlakukan sama seperti kakakku oleh seorang laki-laki. Akhirnya aku terlelap dalam buaian musik dan suasana kamar yg hening.
Kakakku bilang Albert kemarin pulang jam 12 malam, tapi aku tidak menanyakan hal-hal lain....dan bilang begitu kekamar aku langsung tidur karena ngantuk. Kulihat muka kakakku senyum-senyum ketika berbicara denganku....tapi keliatannya tidak menaruh curiga sedikitpun bahwa aku mengetahui apa yg mereka lakukan tadi malam. Entah sudah sejauh apa hubungan kakakku dengan Albert, satu hal yg pasti.....kakakku masih perawan meskipun kadang percumbuannya dengan Albert sudah kelewat batas. Mungkin itulah wanita, setelah berhasil dicium....yg lain-lain pun menjadi mudah buat cowok....apalagi yg melakukan adalah pacar sendiri.
Albert pasti sudah puas menikmati segala lekuk-lekuk dan kemolekan tubuh kakakku. Setahun berlalu dan sekarang kakakku dan keluargaku sudah akrab dengan Albert. Mereka sangat senang menerima kehadiran Albert sebagai pacar kakakku. Namun kadang aku sedikit salah tingkah kalau kadang kakakku suka bermanja-manja didepanku...misalnya membaringkan kepalanya ke pundak Albert, memeluk Albert dari belakang. Kelakuan-kelakukan kakakku yg terang-terangan itu memang termasuk sopan, namun aku yg tergolong masih hijau memperoleh pengaruh yg lain.
Sering ketika mau tidur, aku mengenakan daster yg tipis dan membayangkan yg bukan-bukan. Gilanya lagi......aku sering membayangkan kejadian pertama kali aku mengintip kelakukan kakakku dengan Albert. Aku mereka-reka apa yg waktu itu mereka lakukan didalam kamar itu. Rasa penasaranku muncul setiap malam.
Kubayangkan Albert menciumi bibir kakaku dengan lembut tapi ganas......dan berpindah keleher......terus ke bibir dan berpindah ke telinga, tenguk ke bibir lagi. Aku membayangkan Alber membuka baju kakakku pelan-pelan, membiarkan tangan Albert menjalar ke sekitar payudaranya yg besar dan indah itu. Aku membayangkan muka Albert menjalar kesekitar payudara kakakku dan bermain-main dengan lidah dan bibirnya disekitar situ. Aku membayangkan desahan-desahan dan rintihan-rintihan kenikmatan yg dialami kakakku. Semua fantasi ini membuatku merasa nyaman......menimbulkan perasaan aneh......membangkitkan nafsuku.......dan membuatku ingin diperlakukan sesuai fantasiku.
Semakin hari fantasiku semakin berkembang........aku membayangkan betapa Albert dengan lembutnya membuka baju kakakku satu persatu......meski ada penolakan lembut dari kakakku...tapi cumbuannya yg panas..pasti meluluh lantakkan pertahanan kakakku. Aku membayangkan mereka tanpa sehelai benang di badan bergumul dengan serunya diatas ranjang. Dan kubayangkan Albert menjilati sekujur tubuh kakakku sehingga membuat kakakku bergelinjang seperti cacing kepanasan. Kubayangkan Albert menjalari tubuh kakakku.....dari mencium bibir, terus keleher....turun lagi ke bibir......terus kedada ...berpindah-pindah ke dada kiri dan kanan.......terus turun ke pusar dan turun lagi.........terus ke paha......ke betis dan menjilati satu persatu jari kaki kakakku yg mulus. Dan tiba-tiba kakakku membalikkan badan sehingga berada diatas. Dan sekarang kakakku yg mengambil peran......semula kakakku menatap mesra Albert yg terbaring diatas ranjang......sambil tangannya membelai-belai rambut Albert. Dengan jarak muka yg hanya 15 cm....kakakku mulai menunjukkan aksinya. Dipagutnya bibir Albert dengan lembut.....lama sekali dan berpindah ke leher....sambil tangannya membelai-belai dada Albert yg bidang. Muka kakakku turun ke dada.....mengecup setiap inci dada bidang Albert........terus turun lagi turun lagi.........dan kulihat kakakku mengelus-elus sesuatu yg diimpikan setiap wanita. Aku melihat betapa gagah dan indah milik koko Albert. Dan ketika kulihat bibir mungil kakakku dan lidahnya yg indah mengecup mesra barang kesayangan koko Albert.......tiba-tiba tanda disadari akupun mendesah ringan. Aku menjadi rindu.......kepingin......kepingin aku yg menggantikan peran kakakku. Gilaa........kenapa aku bisa jadi begini ???
Kulihat kakakku memasukkan milik Albert ke dalam mulutnya dan aksi kakakku yg mengocok ringan sambil memaju mundurkan milik ko Albert dari mulutnya.......membuat Albert mendesah dengan hebatnya.
...Ohhh....sayang.....teruss.......kamu.....luar biasa sayang.......terus.........kamu pintar sayang.

Aku meremas-remas payudaraku sendiri.....aku bisa merasakan puting susuku yg kecil itu menegang......aku merintih.....mendesah.......meraung dalam fantasiku. Tanpa kusadari......tangan kiriku mengelus-elus payudaraku sementara tanganku yg satu mengelus-elus selangkanganku. Aku sadar selangkanganku sudah basah.......tapi aku tidak peduli.......ada sesuatu yg aku cari...tapi aku tidak mengerti apa yg kucari........aku hanya bisa merintih......merintih dan merindukan sesuatu. Ohhh.......hmm........koko.......tanpa aku sadari aku memanggil nama koko Albert.

Hari itu papi mami tidak di rumah karena sedang kerumah tante di daerah Bintaro. Tadi kakakku bilang Albert mau ke rumah dan kakakku bilang kalau dia belum nyampe agar aku menemani koko Albert ngobrol. Sekitar jam 06.00 sore aku mendengar suara bel rumah dan kukira kakakku dah nyampe. Pembantu rumahku langsung membukakan pintu dan baru kuketahui kemudian ternyata yg datang adalah ko Albert.
”Halo...Nita, apa kabar ?, gimana kuliahnya ?, nyeletuk Albert sembari melempar senyum lantas menghempaskan dirinya pada sofa empuk di ruang tengah.
”Macet Nit...hari ini.......mungkin karena hujan sich”, katanya pelan.
Tak lama pembantu mengeluarkan minum buat ko Albert dan kami mengobrol ringan sambil menunggu Riska pulang. Albert memang pinter mencairkan suasana....obrolan ku dengan koko Albert rasanya asik dan koko Albert pinter bercanda. Kadang saking gemesnya aku sampai melemparkan bantal sofa ke arah Albert. Tentunya dengan mudahnya Albert menangkap lemparanku yg hanya karena gemes itu.
Udara hari ini memang kurang bagus....sejak jam 05.00 sore sudah gerimis dan sekarang hujan turun cukup lebat. Barusan kuterima HP dari kakakku katanya mungkin nyampe ke rumah kira-kira pukul 7.30. Nanti makan bareng sama Albert di rumah aja, katanya dari balik HP. Aku ke belakang dan berpesan kepada pembantu agar menyiapkan makan malam buat kami sebentar lagi.

Albert pinter bercerita dan membuat humor. Suatu saat aku diberikan tebakan oleh ko Albert. Karena tebakannya agak sulit.......aku dibuatnya berpikir keras. Aku digoda-godain terus sama ko Albert.
”Ayo dong......masa mahasiswi ga tahu jawabannya ?”
”Sabar....bentar ya...jangan kasih tahu dulu”, sergahku ga mau kalah.
”Ayooo......apa........yoo ?, guraunya terus menerus.

Fantasiku jadi kenyataan (3)

Akhirnya aku menyerah ...dan berkata ”Apa dong ko...?”
Jawabannya adalah ”.....................hmmm.....wow.....”, bentaknya sambil mengarahkan jarinya ke mukaku.
Aku kaget setengah mati dan mendengar koko Albert tertawa terkekeh-kekeh. Ternyata aku dikerjain, aku dibohongin.
Karena gemes....aku mengembil bantal sofa dan memukul-mukulkan nya kebadan Albert. Tanpa sengaja bantal menyenggol gelas dimeja sehingga isinya tumpah ke luar. Gelas yg satu hampir jatuh ke bawah....aku bereaksi secara refleks.......dan secara bersamaan kulihat koko Albert juga melakukan gerakan yg sama untuk mencegah gelas jatuh.
Tapi sudah ga keburu.......gelas koko Albert yg berisi coca cola jatuh tumpah dimeja sehingga membasahi kakiku. Karena menuju gerakan yg sama......secara kebetulan tangan koko Albert dan tanganku memegang gelas satunya yg hampir jatuh ke bawah.
Gelas berhasil dipegang oleh tanganku dan tangan koko Albert bersamaan. Posisi muka kami hanya berjarak 30 cm. Tiba-tiba aku merasa risih dan kulihat koko Albert memandangiku dengan tersenyum. Aku semakin risih.....apalagi tanganku masih menggenggam gelas bersama tangan ko Albert.
Aku menundukkan muka.......tidak berkata sesuatu apapun.
Tiba-tiba aku merasakan muka ko Albert mendekat.......aku merasakan ada hembusan nafas dekat mukaku. Ketika kuangkat sedikit mukaku........tiba-tiba aku merasakan sesuatu menempel dibibirku.
Ko Albert telah mencium bibirku...........aku terhenyak......dan melepaskan genggaman tanganku pada gelas hingga terjatuh ke karpet lantai. Tanganku refleks mendorong dada ko Albert agar menjauh dariku. Kupalingkan mukaku untuk melepaskan ciumannya...tapi aku tidak beringsut dari tempat dudukku.
Aku diam seribu bahasa..........kurasakan tangan ko Albert meraih kepalaku. Tangan satunya meraih mukaku dan hingga mukaku berhadapan dengan muka ko Albert.
Heran.......kenapa aku diam aja? Kenapa aku tidak menolak.
Sejenak aku melirik ke arah pandangan ko Albert. Kulihat muka ko Albert semakin mendekat ke arahku...semakin dekat.....semakin dekat dan tiba-tiba aku tidak mempunyai kekuatan.......aku memejamkan mataku.
Aku merasakan benda lembut menyentuh bibirku........lembut sekali.......
Aku merasakan bibirku dibuai...digigit-gigit kecil...dan merasakan sekujur bibirku disapu oleh benda yg sangat lembut......tapi sangat nikmat.
Fantasiku muncul .............
Aku mulai membalas kecupan-kecupan itu........sebentar kecupan itu hilang, kemudian datang lagi silih berganti.
Hujan turun semakin deras........aku merintih....mendesah......kubiarkan lidahku bermain-main dengan lidah ko Albert.......setiap sentuhan merupakan ...
...sensasi tersendiri.
Aku mulai merintih.........mendesah.........meski desahanku tertutup oleh riak air hujan yg jatuh ke tanah.
Aku merasakan geli disekujur leherku..........kegelian yg amat sangat......amat sangat sehingga membuatku bergelayutan.
Tanganku refleks memeluk leher ko Albert. Tanpa ada suara, tanpa ada ucapan apapun, tanpa ada penolakan, tanpa ada permintaan...........fantasiku semakin berkembang.

Kurasakan tangan lembut menyusuri pinggangku, terus belakang punggungku.......mencari sesuatu. Aku tidak sadar lagi ketika pengait BH ku terlepas oleh sentilan jari ko Albert. Ketika kaos ketat yg kupakai akan disibak ke atas, aku mencoba melarang.....tapi......tapi.......itu tidak bertahan lama. Kecupan-kecupan ko Albert ke leher dan bibirku, membuatku melambung tinggi dalam fantasiku.
Kurasakan payudaraku dimain-mainkan oleh jari-jari tangan yg lincah. Darahku berdesir kencang.........
Tidak hanya elusan pada puting susuku yg masih mungil itu.......ada merasakan payudara sebelah kiriku seperti disengat oleh jutaan setrum listrik. Ko Albert begitu lihai menjilati puting susuku. Aku terengah-engah..........mukaku menengadah ke atas.......tanganku mencengkeram rambut ko Albert, namun membiarkan mukanya terbenam diantara bukit dadaku yg menjulang tinggi.
”oh....kooo......, kamu koq begini sich ?”
”Koko........jangan......jangan koko sayang.........”, aku meracau dalam rintihan kenikmatan.
Tidak ada penolakan......aku pasrah........aku semakin terbuai dalam fantasiku.
Muncul dalam pikiranku semua yg pernah aku bayangkan apa yg dilakukan ko Albert terhadap kakakku.

Sehingga aku tidak sadar lagi ketika muka ko Albert telah menjalar ke bawah kakiku dan mengeringkan sisa-sisa coca cola yg menciprati kakiku. Kurasakan jari-jari kakiku disapu oleh lidah ko Albert.
Aku hanya ingat tanganku masih memegang kepala ko Albert. Tapi mengikuti kemana kepala ko Albert berpindah.

Aku setengah sadar ketika kurasakan ada yg membopong badanku. Aku merasa seperti diangkat.......mataku tetap terpejam.
Aku tidak perduli apakah pembantu melihat atau kakakku akan muncul secara tiba2.

Yg aku ingat......aku dibaringkan dengan perlahan diatas tempat tidur. Dan kurasakan satu persatu pakaianku dibuka oleh ko Albert.
Kuijinkan ko Albert mencium bibirku, mencium leherku, melalap buah dadaku yg masih perawan........menjilati sekujur tubuhku........pusarku.........pahaku........betisku......jari kakiku......terus naik lagi.........ke betis......ke paha.......dan.........
”Oh.....my God”
”Kokooooo...........................!!”, jeritku tertahan.
Entah apa yg dilakukan Albert, aku merasakan daerah sensitifku disapu-sapu oleh benda yg sangat lembut. Rasanya seperti ujung lidah ko Albert mengoles-oles lubang kemaluanku.....dan bibirnya kadang-kadang menyedot-yedot vaginaku.
Ohhh.......................koko.................aku hanyut, aku terbuai
Ini tidak ada dalam fantasiku.......tapi ini lebih nikmat, lebih enak, lebih memabukkan dari semua yg pernah kubayangkan.
Kubiarkan koko Albert menikmati seluruh tubuhku........aku tahu tidak ada sejengkalpun dilewatinya.
Kulit tubuhku yg putih mulus, payudaraku yg montok, puting susuku, pusarku, oh....kemaluanku semua tidak luput dari kecupannya.

Tiba-tiba aku menjadi ganas...............
Aku membuka mata...........aku bangun dan dengan gesit aku merangkul ko Albert. Kukecup bibirnya dengan penuh nafsu. Kubuka dengan paksa pakaian yg dikenakannya.
Sekarang aku yg menjadi buas..........aku mencium....aku menjilati sekujur tubuh koko Albert.......
Kukecupi bibirnya, lehernya.......dadanya yg bidang.......terus turun...turun dan ........
Kutemukan apa yg kucari........
Ukurannya hampir ¾ tanganku......besar dan tegang sekali. Tapi aku suka........fantasiku mengatakan ini nikmat.
Dan mulutku yg mungil pun menerima kemaluan ko Albert dengan rela........
Aku melakukannya untuk ko Albert......pertama buat seorang pemuda......buat pacar kakakku yg mestinya tidak boleh kulakukan.
10 menit aku mengulum benda kesayangan dalam fantasiku.

Tiba-tiba kepalaku ditarik keatas. Dan badanku seperti dibalikkan..........aku jatuh terlentang.
Ko Albert menciumku........ku sambut ciumannya dengan mesra.
Kurasakan sesuatu menusuk-nusuk dibagian vaginaku.........seperti berusaha mencari sesuatu.
Akal sehatku sudah hilang..........aku pasrah apa yg dilakukan koko ku..........
Ada rasa geli........aku sudah basah sekali.
Dan benda tumpul itu seperti mulai menembus tubuhku.......ada sedikit rasa sakit, tapi Cuma sedikit.
Dan tiba-tiba ada tekanan yg agak kuat.........aku merasakan sesuatu memasuki tubuhku, rasanya pas sekali dengan lubang kemaluanku.
Benda itu bergeraka pelan masuk, terus ditarik lagi, terus masuk dan keluar.
Demikian silih berganti dan demikian juga pagutan dibibirku tiada berhenti.
Tiba-tiba aku merasakan gelombang yg sangat dasyaat, ia menghantam diriku dengan kuat sekali.
Aku seperti mau kejang.........tapi bukan kejang.
Sesuatu yg ......aneh......aku tidak mengerti.............tetapi nikmat sekali.
Aku mendesah panjang...........aku mendesah tiada henti.......
Dan kurasakan benda itu masih keluar masuk............
Aku tidak ingat berapa lama aku terbuai............tapi ...........
Kemudian aku dibangunkan ko Albert, ketika aku membuka mataku........kulihat ko Albert memandangku sambil tersenyum.
Dengan lembut didaratkannya sebuah ciuman ke bibirku. Dan ia mengucapkan kata-kata :
”Nita........koko sayang kamu ” .

Aku cepat-cepat bangun dan membereskan tempat tidur. Aku melihat ada cairan diatas sprei berwarna merah.
Kemudian aku dan ko Albert turun ke bawah, membereskan semua yg berantakan.
Tidak lama kemudian kakakku datang. Kita makan bersama. Setelah itu aku meninggalkan mereka berdua dibawah. Aku masuk kembali ke kamar........dan menghempaskan badanku ke ranjang.
Aku masih ingat kejadian yg tadi.....itu nyata......itu bukan.....fantasi.

Aku coba beranjak dari tempat tidur dan melirik dari gorden. Tidak keliatan kakakku dan ko Albert. Hujan masih turun dengan derasnya.
Kubuka pintu kamar, melangkah turun ke bawah.
Aku tahu harus kemana...........
Aku mendekati kamar kakakku...........
Dan benar.......
Dari luar aku mendengar rintihan-rintihan yg hebat
Tapi kali ini bukan rintihanku
Aku tahu itu rintihan kakakku.........
Rintihan seperti yg barusan aku alami...........
Rintihan yg aku rindukan............
Rintihan yg memabukkan.........
Kali ini aku tidak perlu berfantasi lagi, karena aku sudah mengerti semuanya.
Aku tahu.......kakakku sedang dibuai oleh ko Albert.
Badannya yg mulus, lehernya yg putih, payudaranya yg besar dan ranum, dan .......hmmm.........pasti ko Albert tidak melewatkan yg satu itu.

Ketika besoknya aku ke kamar kakakku.......aku menemukan sedikit bercak merah diatas kasur. Aku tahu itu bukan darah mens............

Itulah ko Albert........aku dan kakakku telah kehilangan keperawanan secara bersama-sama dalam selang waktu 4 jam.
Tapi aku tidak menyesal..........dan sejak saat itu, aku senantiasa merindukan ko Albert. Kapan dan dimana saja......aku tidak pernah menolak apa yg ko Albert mau. Aku tahu kakakku juga melakukan hal yg sama.

Dan ko Albert sungguh hebat........dia bisa membuat aku dan kakakku merindukannya tanpa aku atau kakakku tidak pernah saling cemburu............karena ko Albert piawai mengatur skenario dan bisa menjaga rahasia dengan baik.

Kakakku tetap pacar ko Albert dan aku siap menjadi istri mudanya.

Muaaach............koko Albert......Nita sayang sama koko.

SPG sayang

Saya merupakan karyawan di sebuah perusahaan swasta di kawasan Kuningan, Jakarta.
Perusahaan tempat saya berkerja bergerak dalam bidang ekspor impor, di perusahaan tersebut saya memiliki sebuah jabatan yang cukup membuat iri bagi rekan kerja saya di perusahaan tersebut.
Dalam umur 27 tahun saya sudah menjabat kedudukan sebagai Direktur utama di perusahaan tersebut. Mesipun demikian, saya masih tak ingin mencari calon istri. Saya masih ingin merasakan kehidupan saya sebagai laki laki lajang yang sukses dengan segala apa yang saya miliki. Segala yang saya inginkan dapat dengan mudah saya miliki.

Saya tinggal disebuah perumahan yang cukup elite untuk warga Jakarta yang mengetahuinya. Menteng.
Sesehari dirumah hanya di temani oleh 2 pembantu yang mengurusi segala kebutuhan saya sehari hari.

Pengalaman sex ini saya dapatkan ketika saya mencari seorang sekretaris untuk membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan saya di perusahaan tersebut.
Mungkin kriteria saya dalam memilih seorang sekretaris sama dengan banyak laki laki lajang pada umumnya di kota jakarta ini. Kecantikan adalah utama, kulit putih bersih, paras yang ayu, serta mungkin kemolekan atas lekuk tubuhnya.

“Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.

“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”

“Hmmm… suruh masuk.” Perintah Irwan tanpa menoleh kepada bawahannya.

Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.

“Masuk…”

“Siang pak…”

“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Irwan tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri. Saat itu Irwan memang sedang asik membaca berita berita fresh news di Forum kecintaannya di Bluefame.com.

“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya kembali Irwan yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan mejanya.

“Nama saya Sarah Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Sarah dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.

Saat itu sarah mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Sarah. Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Sarah memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Sarah sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sepintas Irwan tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Bluefame.com.
Tatapannya bagaikan menelanjang Sarah, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Sarah saat itu.

“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Sarah setelah menyadari tatapan Irwan yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Irwan yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.
“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Sarah dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Irwan yang terus menatapnya.

“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”

“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”

Perlahan Sarah berjalan mendekati tempat Irwan, dengan menampilkan paras muka nakalnya Sarah membuka retsleting celana Irwan dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Irwan dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.
Dengan lidah nakalnya Sarah memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Irwan dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya. Dengan lahap Sarah menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Irwan.

Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Sarah dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Irwan pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.
Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Irwan melepaskan genggaman buah dada Sarah yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Sarah sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Sarah tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.
Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Irwan kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.
Kemudian Sarah melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Irwan mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.
Sarah duduk di atas meja kerja Irwan dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Irwan yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.
Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Irwan yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.
Tak ingin berlama lama memandangnya. Irwan langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Sarah dan melahap harumnya liang kemaluan Sarah yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Sarah juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.
Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Irwan.

“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Sarah mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Irwan yang sedang menikmati.

“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Sarah saat Irwan memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Irwan tanpa memperdulikan bahwa Irwan adalah atasannya saat itu.

Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Sarah, hingga tak sanggup lagi Sarah menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Irwan kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.
Beberapa menit kemudian Sarah mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Irwan yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Sarah. Akhirnya Sarah mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Sarah masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.
Masih dengan posisi Sarah duduk di atas mejanya. Irwan membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.
Menyadari hal itu Sarah menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.
Irwan mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Sarah yang telah basah bercampur liur Irwan dan mani Sarah yang tadi keluar.
Perlahan Irwan menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Sarah yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Irwan. Vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya. Semakin membuat gemas Irwan yang memandangnya. Dengan dibantu Sarah yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Irwan untuk segera menerobos masuk.

“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Sarah ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Sarah yang mengigit bibir sensualnya.

“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.

Sarah hanya mengangguk kecil kepada Irwan yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.
Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Irwan, Sarah menahan dorongan Irwan yang terus berusaha.
Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Sarah perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Irwan tak langsung menariknya kembali. Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Sarah yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Sarah terhadap batang kemaluannya.
Sensasi wajah Sarah yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Irwan semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Sarah.
Pelan pelan Irwan menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Sarah dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Sarah merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Irwan kepada liang kewanitaannya.

“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Sarah meminta agar Irwan semakin cepat memompa vaginanya.

Setiap tekanan yang dilakukan Irwan terhadap vagina Sarah, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.

Merasa Vagina Sarah telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Irwan pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Sarah.

Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Sarah telah keluar sebanyak 4 kali.

“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Sarah semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.

“Paaaakkk… Sarah tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”

Mendengar seruhan Sarah yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Irwan pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Irwan ingin mengakhiri dengan bersama sama.
“Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan.” Perintah Irwan yang semakin genjar memompa vagina sarah yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Sarah pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.

Akhirnya….

“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Irwan yang bersamaan dengan erangan sarah pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.

Anita ( 20 tahun )

Seusai persenggamahan mereka. Sarah bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Irwan atasan barunya. Tak lupa Sarah mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Irwan didalam liang kewanitaannya.

Sepulang kerja Irwan menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Sarah pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.
Setibanya Sarah dan Irwan didepan rumahnya. Sarah dikejutkan dengan hal yang membuat Sarah untuk meninggalkan Irwan sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Anita. Kepergian Sarah yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.
Dan Sarah tak sungkan meminta pertolongan Irwan untuk menunggunya di rumahnya bersama Anita adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Sarah telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.
Dengan spontan Irwan menawarkan Sarah untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Irwan pun tak sia sia kan. Sarah bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Irwan tawarkan.
Kecantikan Anita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Anita mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Sarah. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Anita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.
Postur tubuh Anita membuat Darah muda Irwan kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Sarah ini.

“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Sarah dan Anita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Irwan dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Sarah serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Sarah siang tadi didalam ruangannya.

“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Sarah didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Anita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Anita panggil siapa yah sama….” Oceh Anita yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.

“Nama saya Irwan Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Sarah. Panggil saja kak Irwan.” Ujar Irwan buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Anita wanita yang membuat mata Irwan terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.

“Oh… jadi boss baru kak Sarah yah… wah kak Sarah beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Irwan.” Ujar Anita yang panjang lebar.

“Kak… sebentar yah, Anita mau menyegarkan badan Anita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Irwan kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Anita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Irwan.

Gila sungguh mengiurkan tubuh Anita adiknya Sarah ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Sarah.
Merasa haus… Irwan berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.
Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Sarah. Irwan kembali dikagetkan dengan kehadiran Anita yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.
Begitu indah pemandangan yang sekarang Irwan saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Anita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.
Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Irwan kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.

“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Anita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Anita setelah melihat tatapan Irwan yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Irwan dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.

“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Anita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Anita sambil mengoda Irwan yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.

Dengan agak gugup Irwan menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Irwan.

“Trus setelah itu…”
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”

Tiba tiba deringan Handphone Anita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Sarah.

“Hallo… kenapa Kak Sarah.” Sahut Anita menjawab panggilan itu.
“Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Irwan masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Irwan nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Sarah memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.

“Iya… kak Irwan masih disini sedang ngobrol dengan Anita.” Jawab Anita kembali.
“Anita ingat yah… kak Irwan adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Sarah yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Irwan malam ini disaat ia tak ada disana.
“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Anita kepada Sarah di telphone.
“Awas kamu kalau macam macam yah…”

“Gimana… apakah Sarah pulang malam ini…” Tanya Irwan yang ingin tahu apakah Sarah pulang malam ini.
“Kak Sarah tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Anita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.

“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Irwan… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Irwan yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.

“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Irwan menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.

“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Anita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Irwan.” Seru Anita sambil memegang batang kemaluan Irwan diluar celana panjangnya.

Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Irwan mulai meraba halus paha Anita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.
Antara bibir Irwan dan Anita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.
Tak kala desahan Anita semakin menjadi saat tangan kekar Irwan mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Anita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Irwan membuat Anita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.
Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Anita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Irwan dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Irwan.
Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Irwan bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya.
Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Irwan saat Anita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

“Gila nih cewek… kayaknya Anita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Irwan dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Anita.

Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Irwan menarik tubuh Anita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.
Dengan gencar Irwan menyapu vagina Anita yang sama sama nikmatnya dengan Sarah. Namun vagina Anita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Irwan semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Irwan.
Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Anita dengan jari telunjuk Irwan, kemudian dengan leluasa lidah Irwan bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Anita yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.
Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Anita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vagina Anita berada.

Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Anita. Batang kemaluan Irwan berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Sarah.
Sesaat ketika batang kemaluan Irwan telah tertancap penuh didalam vagina Anita.

“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”
“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Sarah takut tinggalin kak Irwan sendiri di sini dengan Anita. Ternyata kak Sarah tergila gila dengan punya kak Irwan yang sungguh perkasa ini…” ujar Anita sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Irwan yang mengaduk liang kewanitaannya.

“kalau begini nikmatnya… Anita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Irwan yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Anita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.
Kenyataannya ternyata Anita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Sarah saat pertama kali Irwan menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.

“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Anita kedalam. Please…” pinta Anita sambil mencium puting susu Irwan yang berbulu itu.

“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Sarah.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Anita di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Anita.

Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Irwan mengendong Anita menuju kamarnya. Desahan dan erangan Anita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Anita.
Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Anita kala bersenggama dengan Irwan, tak sungkan sungkan Anita mengigit pundak Irwan hingga bertanda…
Hingga tiba pula didalam kamarnya… Irwan merebahkan tubuh Anita diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Anita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Irwan dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Anita tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.

“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Irwan menyodok vagina Anita bertubi tubi.

“Kak… truuus… beri Anita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Sarah…”
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Anita yang mengila sambil mencakar punggung Irwan.

Irwan tak memperdulikan Anita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Anita di atas ranjang. Irwan ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.
Seakan Irwan tak memberi ruang istirahat untuk Anita sesaat. Irwan terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Anita sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Irwan.
Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.

Akhirnya Anita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Irwan yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.

“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Anita sampai….” Erang Anita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Irwan yang kekar itu.

Tak memperdulikan keadaan Anita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Irwan tetap terus menhantam vagina Anita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…
Namun tak lama kemudian Irwan merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Irwan pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Anita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Irwan membimbing batang kemaluaannya ke mulut Anita dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Anita. Karena Irwan menyuruh Anita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Irwan tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Anita. Meski Irwan sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.
Tak terasa Irwan melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Anita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.

Maria (30 Tahun)

Irwan duduk ditepi ranjang kamar Anita sambil merenungi keberuntungan yang bertubi tubi mendatanginya.
Kelelahan disekujur tubuhnya terasa sekali hari ini. Satu hari yang sangat menguras tenaga.
Dengan simpulan senyum dipipinya, Irwan menghisap rokoknya dan merebahkan tubuhnya disamping Anita yang telah lelap terbuai dalam mimpinya.
Perlahan lahan mata Irwan mulai sayu dan semakin dalam semakin menutup hingga akhirnya tidur dengan sisa tenaga dalam tubuhnya.

Fajar menyingsing meninggi di balik jendela kamar Anita… tak terasa waktu begitu cepat berganti.
Seseuatu yang basah namun hangat menyentuh daerah sensitifnya. Menjilat, mengulup terus menerus…

“Mungkin ini hanya sebuah bonus dari mimpiku.” Kata Irwan dalam hatinya. Meski Irwan sedikit menyadari, namun rasa yang sekarang ia rasakan bagaikan sebuah mimpi saja.

Dengan berat mata Irwan mencoba membuka matanya dan menangkap sesosok wanita yang berada tepat dibawahnya dan sedang bermain dengan batang kemaluaannya yang masih lemas karena pertempuran semalam.
Samar samar penglihatan Irwan sedikit mulai pulih, namun Irwan merasa tubuhnya masih begitu lemas terkuras tenaganya. Melirik ke sebelah kanan ternyata Anita yang semula tidur disampingnya kemarin malam telah tiada, ia mencoba melirik jam dinding yang tergantung tak jauh dari jangkauan matanya.
Ternyata Anita sudah berangkat kuliah pagi pagi sebelum Irwan bangun. Anita memang sengaja tidak membangunkan Irwan karena takut menganggu tidurnya yang nyenyak itu. Namun sebelum Anita meninggalkan Irwan didalam kamarnya, Anita kembali menikmati batang kemaluan Irwan sebelum akhirnya ia meninggalkannya tertidur pulas di ranjang yang kemarin bersama Irwan memadu kasih.

“Gila sudah jam 10 siang…” ujar Irwan dalam hatinya.
Teringat kembali kepada sosok wanita yang sedang menikmati batang kemaluannya.
“Siapa dia… Sarah? Tidak mungkin… atau Anita? Tapi Anita berambut panjang lurus… sedangkan saat ini seorang wanita dengan rambut pendek seperti style Demmi moore dengan warna rambut yang merah bata seperti warna rambut Sarah.” Tanya Irwan kepada dirinya sendiri…

Ternyata wanita itu tak lain adalah Ibu Sarah yang selama 4 tahun menjanda dan tak menutup kemungkinan membutuhkan seks juga layak anak anaknya. Sarah dan Anita.

“Oh sudah bangun yah…” . “Maaf yah… tante berbuat seperti ini saat kamu sedang tidur lelap seperti bayi. Habis kamu tertidur dengan telanjang tanpa sehelai baju pun dan adik kamu ini membuat tante ingin merasakan kembali sesuatu yang pernah tante dapatkan waktu dengan papanya Sarah.” Ujar ibunya Sarah setelah menyadari kebangunannya Irwan tadi karena ulahnya.
Maria adalah seorang janda denga umur 30 tahun. Menjanda karena kematian suaminya 4 tahun yang silam. Selama 4 tahun itu Maria hanya dapat menahan segala letupan birahi yang terkadang datang dan tak tersalurkan sebagaimana mestinya.
Maria dengan postur tubuh yang masih kenjang. Itu semua karena Maria merupakan salah satu guru senam erobik disalah satu gym kebugaran yang berada di bilangan Jakarta Selatan.
Maria memiliki sepasang buah dada yang tak begitu besar seperti anak anaknya, namun segala latihan remasan Maria setiap akan mandi. Buah dadanya semakin padat dan membusung keluar hingga membentuk sebuah belahan diantara himpitan bra 34 C yang ia kenakan.
Melihat putih kulitnya dan bentuk lekuk tubuh yang begitu bersih. Hmmmm… laki laki manapun tak ingin menyia yiakan wanita secantik Maria. Tubuh aduhai pantat bulat dengan pingang langsing. Bibir merah merekah dengan lesung pipinya. Terkadang di kompleknya saja Maria sempat membuat tergila gila oleh para suami tetangganya.
Melihat lenggokkan jalannya saja mampu membangunkan kejantanan yang baru tertidur, apalagi kalau melihatnya seperti ini. Sedang mengulup batangan laki laki. Unbelieved.

“Maaf yah buat kamu jadi bangun lagi… habis itunya bikin tante gemes liatnya. Mengoda sekali gitu.”

“Hmmm… kalau tante suka. Irwan juga mau cicipin rasanya tante…”

“Aduh terima kasih yah… kamu mau memberi tante kepuasan.” Ujar Maria yang langsung mengapai batang kemaluan Irwan untuk kembali dimasukkan ke dalam mulutnya.

“Uuuhh… tan. Sungguh nikmatnya mulut tante ini.” Erang Irwan sambil menekan kepala Maria semakin terpendam didalam selangkangannya.

Persenggamahan ini berlangsung tidak begitu lama kurang lebih 1 jam Irwan menyetubuhi Maria dengan berbagai variasi seks. Erangan demi erangan bergema disana… hingga tak sungkan sungkan Irwan menerobos anus Maria berkali kali. Jeritan teriakan silih berganti, merubah keheningan kamar menjadi teriakan mereka. Bagai anjing yang melolong silih berganti bila malam hari.

“Tan… Irwan mau sampai… Irwan keluarin didalam saja yah… uuuhh… ssshh.” Pinta Irwan sambil mengerang.

“Hmmm… buntingin tante saja Wan. kont*l kamu memang perkasa. Keluarin didalam rahim tante saja. Uuuuhhh…. god damn… its soo real baby. Come on fu*k me… fu*k me… uuuuhh.” Erang Maria yang semakin berkata ngawur mengiyakan permintaan Irwan itu.

“Oooohh….” erang Irwan yang dibarengi dengan dekapan Maria yang mencengkram pundak Irwan diatasnya. “Crooot…Crooot…” keluar juga sperma Irwan untuk yang sesekian kalinya.

Polwan 1 Tamara Blezenski ( 25 tahun )….
Polwan 2 Naffa Urba ( 24 tahun )…

Setelah memuaskan nafsu seorang janda berusia 30 tahun. Maria. Irwan bergesas menyegarkan badannya dengan membilas segala keringat keringat yang keluar dari tubuhnya.
Bergegas Irwan mengenahkan pakaiannya dan berangkat menuju kantornya dengan mengunakan mobil Jaguarnya yang ternyata Maria gunakan untuk pulang. Namun Sarah ternyata tak ikut pulang. Ia harus tetap tinggal dirumah sakit untuk menjaga pamannya yang sedang dalam keadaan krisis itu karena kecelakaan lalu lintas.

******

“Pak Irwan… sepertinya kita diikuti dari belakang pak. Dua polwan itu terus mengutit kita sedari tadi pak.” Kata seorang kaki tangan Irwan yang ternyata membantu Irwan selama ini menyeludupkan narkotika dari berbagai negara dengan berkedokkan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor.

“Tenang saja… Hmmm sepertinya mereka cantik cantik juga yah…” sahut Irwan sambil melihat kearah spion mobilnya.

“Kita jebang mereka Ton… kita bawa mereka kesebuah kawasan yang sepi. Biar mereka merasa kebinggungan dengan ulah kita… hahahaha…” kata Irwan kepada Tonny sahabat karib sekaligus kaki tangannya.

Jauh dari sana, beberapa kilometer. Disebuah kantor kepolisian divisi bagian Narkotika.

“Rusa betina… rusa betina… disini Rusa jantan memanggil. Sekarang laporkan perkembangan kalian. Dimana lokasi kalian sekarang agar kami dapat memantau perkembangan pengintaian kalian dari sini.” Ujar kapten Blaze yang mengetuai penyelidikan itu.

Selain itu kapten Blaze atau juga suka disebut dengan Blazing juga diperbantukan oleh kedua sahabatnya yaitu letnan 1 Crayon dan letnan 2 Hsun. Kapten Blaze juga mendapat dukungan sepenuhnya oleh komisaris kepolisian ditempatnya yang merupakan sahabat karibnya juga. Lexius.
Kapten Blaze merupakan tripikal pria yang tinggi tegap dengan paras yang mungkin membuat wanita mabuk tempayan bila menolehnya. Blaze berasal dari keluarga kepolisian dan turun menurun.
Letnan 1 Crayon laki laki dengan face muka yang mencirikan seorang laki laki yang cool dengan segala penampilannya, tak ingin kalah dengan sahabatnya Blaze. Dalam segala hal mereka pasti bertanding untuk mendapatkannya. Begitu juga soal wanita.
Sedangkan Letnan 2 Hsun. Hsun merupakan tripikal yang tak ingin mengusik urusan orang lain. Lebih berdiam diri, tak banyak berbicara namun banyak bertindak. Terkadang kesan diam ini membuat sebagian wanita menjadi tergila gila olehnya.

“Kepada pusat. Disini rusa betina melapor….. ccccckckckkckckc.” Kata Tamara yang ternyata tiba tiba radio penghubung terputus karena terganggu oleh sesuatu yang terdapat didaerah yang agak terpencil itu.

Karena terus memperhatikan kendaraan Jaguar yang ada didepan mereka. Polwan Tamara dan Polwan Naffa akhirnya kehilangan kontak dengan pusat kepolisian dan mereka tersesat di sebuah pabrik gula yang sudah berusia puluhan tahun tak berproduksi lagi.
Dalam kebingungan Naffa terus memutar mutar tombol frekwensi terus menerus berharap dapat kembali terhubung oleh atasan mereka. Tamara bertanya tanya “mengapa mereka bisa tiba disini dan kemana sekarang mobil Jaguar sialan tersebut.”
Berjarak beberapa meter disekeliling mobil mereka berdua. Muncul bersamaan sejumlah orang orang yang tak mereka kenal dan yang pasti merupakan anak buah Irwan yang menjadi otak mafia ini.
Diantara barisan itu keluar 2 orang dengan tinggi badan yang sama namun salah satunya memiliki tubuh yang sangat kekar dan berurat lebih kekar dibandingkan yang satunya. Samar samar penglihatan Tamara dan Naffa dapat menangkap kehadiran 2 pria yang bertepuk tangan dan tertawa senang karena dapat menjebak mereka disini.
Tak lain dan tak bukan adalah Rambo kaki tangan Irwan yang memiliki badan yang lebih kekar dibandingkan dengan Irwan.
Di hadapannya segerombolan orang itu semakin lama semakin mendekat ke arah mereka. Dan kemudian terdengar suara yang bercampur tawa seorang laki laki yang agak mengejek.

“Hahahahaha… tak semudah itu kalian bisa menangkapku… tak semudah itu bidadari cantikku…” seru Irwan sambil tertawa dan melirk ke dalam wanita yang ada di mobil itu.

“Jangan macam macam… kami sudah memberitahukan keberadaan kami ke pusat. Jadi mungkin sesaat lagi, kalian semua akan saya penjara kan dalam satu sel.” Gertak Naffa sambil menodongkan pistol dengan khas kepolisian Indonesia itu.

“Hahahaha… dalam keadaan terdesak anda juga masih saja sok hebat. Saya beritahu yah. Disini tak akan ada satu sinyal apapun yang dapat menembus wilayah ini. Telphone seluler sekali pun.” Bentak Irwan menjelaskan kebodohan mereka yang mengertaknya.

“Sekarang lebih baik kalian menyerah, lemparkan pistol kalian masing masing keluar dan keluar dari mobil tersebut. Sebab bila tidak, maka… kalian tahu sendiri. Setiap peluru yang terdapat dalam senjata anak buah saya mungkin akan segera bersarang di dalam tubuh anda. Mungkin saja hari ini hari terakhir kalian melihat matahari terbit.” Ancam Irwan dengan berdiri sambil mengarahkan senjata semi otomatisnya ke arah Naffa dan Tamara di dalam mobil itu.

Naffa maupun Tamara tak goyah begitu saja di gentak oleh mereka. Namun mereka terpaksa melemparkan pistolnya dan menghambur keluar dari mobilnya.
Dengan kedua tangan di angkat. Tamara dan Naffa perlahan melangkah keluar dari mobil Honda Jazz nya.

Tamara merupakan wanita dengan postur badan tinggi langsing yang berisi. Tamara merupakan seorang anggota polwan yang bergabung sejak tahun 1997 dan bercita cita menangkap pengedar narkoba di Jakarta setelah mendapatkan saudaranya meninggal karena over dosis karena kecanduan narkotika.
Tamara merupakan tripikal wanita yang didamba dambakan oleh setiap laki laki. Hingga tak heran Kapten Blade pun sempat jatuh hati kepada Tamara sang wanita pujaan di pusat kepolisian Jakarta.
Tamara memiliki segala hal yang di dambakan setiap wanita. Kulit yang kuning langsat dengan paras jerman – portugis, rambut bergelombang panjang berwarna merah yang slalu ia sanggul hingga menampakkan rambut halus yang ada di belakang leher jenjangnya.
Buah dada yang menawarkan segala rasa kepada laki laki yang menatapnya. Dengan ukuran 36 C mampu membius mata laki laki yang memandangnya, tak menutup kemungkinan Letnan Crayon suka tersandung bila berjalan disamping polwan Tamara ini.
Bongkahan pantat yang tidak begitu besar namun bila diperhatikan dengan seksama saat berjalan… mmmhhh. Rasanya laki laki yang memandangnya akan segera pulang dan mandi kucing dengan istrinya masing masing. Setiap hentakan goyangan pantatnya yang di padu dengan pinggul seksi itu, semua mata akan memandang dan mungkin semua tangan istri akan mendarat di setiap pipi suami mereka masing masing.

Naffa. Seorang wanita yang memiliki tubuh sintal padat. Tinggi badannya sekitar 167 cm dengan perpaduan dada yang membusung berukuran 34 B, bak gitar spanyol teman seprofesi Naffa menyebutnya. Berambut hitam berombak sebahu.
Naffa merupakan campuran ras Jawa – Afganistan. Naffa dilahirkan di Afganistan dan kemudian di besarkan dengan adat yang kental dengan adat Jawa. Naffa memiliki paras ayu khas orang Jawa, meski masih jelas terlihat sisi wanita indo. Pantat yang bulat menungging adalah salah satu anggota tubuh yang ia kagumi, tak heran bila ia dan Tamara mendapat sebuah julukan Polwan terseksi di kantor pusat Kepolisian Jakarta, meski ia sadar jauh disana pasti ada yang lebih mengairahkan dibandingkan dirinya. Setidak tidaknya ia berterima asih kepada Tuhan atas dikaruniai tubuh yang indah ini.

Naffa dan Tamara sebelumnya memiliki profesi jauh lebih beruntung di bandingkan menjadi seorang Polwan. Dengan gaji yang minim serta tugas yang berat harus mereka laksanakan setiap saat. Sebelumnya naffa dan Tamara merupakan pabrik figur terkenal dilayar kaca, hampir seluruh lapisan masyarakat pasti mengenal wajah canti mereka di layar televisi. Entah mengapa mereka akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia kepolisian seperti saat ini. Mungkin ini semua merupakan takdir mereka.

Dengan cekatan 2 diantara 10 anak buah Irwan bergegas merampas pistol yang di lemparkan Naffa dan Tamara. Menyingkirkannya lebih jauh dari jangkauan mereka berdua.
Suasana semakin gelap ditengah tembok beton dalam pabrik gula yang lama telah tutup. Naffa dan Tamara semakin putus asa dan bertanya bagaimana dengan nasib mereka ditangan Irwan dan Rambo serta ke 10 anak buahnya.
Harapan semakin sirna untuk mereka gapai… perlahan matahari tengelam berganti.
Dalam ruangan yang bergema, terdengar 4 helai rantai turun dan melilit di setiap pergelangan tangan mereka. Kaki tangan mereka terikat dan ditarik dari arah yang berlawanan. Dengan posisi tubuh berbentuk X Naffa dan Tamara putus asa dan berpasrah terhadap aksi selanjutnya yang akan menimpa mereka berdua.

Tonny/ Rambo melirik ke kanan dan ke kiri memberikan sebuah aba aba kepada anak buahnya untuk meninggalkan ruangan itu dan berjaga jaga di depan pintu gerbang. Dengan jentikan jari Tonny dalam sekejap mereka mengerti akan isyarat tersebut dan pergi.
Kini hanya tinggal Irwan sang ketua mafia, Tonny kaki tangan Irwan yang terkenal dengan sebutan Rambo. Serta kedua polwan cantik yang berada di hadapannya yang seakan akan berharap suatu mujizat datang untuk menolong mereka lepas dari genggaman musuh mereka ini.
Tonny merupakan tripikal pria yang kasar dan sadis. Tak segan segan ia melukai dan membunuh lawannya bila memang diperintahkan oleh Irwan.

“Wah, Tonn… sepertinya hari ini kita akan pesta nih. 2 polwan cantik yang sebelumnya artis papan atas. Sudah lama aku ingin merasakan kehangatan tubuh gadis ini dengan gratis.” .”Bagaimana menurutmu Tonn… apakah kamu suka dengan salah satu polwan ini.”

“Mhhhh… saya ingin tahu erangannya seberapa kerasnya. Bila saat sesuatu dibawah ini menembus selangkangannya. Hahahaha.” Ujar Tonny sambil menghampiri Naffa dan mengelus selangkangannya yang masih tertutup celana panjang coklat polisi.

Mendengar kata kata itu. Naffa merasa dilecehkan dan memaki maki Tonny serta meludahi wajah Tonny dengan tatapan yag tajam mendendam.

“Kurang Ajar. Jangan kalian sama kan kami dengan wanita wanita murahan yang bisa dengan gampang kamu beli dengan uang harammu. BIADAB… TERKUTUK KALIAN BERDUA…” umpan Naffa yang memaki maki Tonny dengan amarah yang meledak ledak.

“hahahaha… dalam keadaan terikat dan tak berdaya saja mereka masih sok berkuasa… aku ingin tahu. Nanti apa kamu akan menyumpahi aku lagi setelah kau rasakan kejantanan ku ini.” Bentak Tonny sambil merogoh keluarkan batang kemaluannya yang besar berurat itu ke arah Naffa dihadapannya.

“Hahaha… kalau begitu kita mulai saja Tonn… Kelihatannya wanita yang satu ini sudah menginggindan belaian tangan kita hingga di setiap sela sela tubuhnya.” Ujar Irwan menjamah buah dada Tamara dan meremas remas kedua buah dada itu dengan kedua tangannya yang liar menyusup di balik seragam kepolisian.
Dengan beringas Irwan melucuti setiap baju yang menempel di tubuh Tamara. Satu persatu dirobeknya dengan paksa, hingga hanya tersisa segitiga berwarna hitam yang melindungi belahan daging yang berada diantara selangkangannya.
Jilatan lidah Irwan yang beroperasi di kanan dan kiri buah dada Tamara, terkadang diselinggi oleh gigitan halus pada puting susu gadis keturunan Jerman-Spanyol ini. Tak tersisa se inci kulit tubuh Tamara yang terlewati oleh jilatan Irwan.
Perlahan lahan tangan Irwan turun melewati perut yang datar Tamara dan terus hingga menyusup bagaikan cacing yang mencari sesuatu di dalam celana dalam berenda Tamara. Elusan demi elusan Tamara Rasakan. Berusaha mengatup mulutnya dan menahan suara yang takut ia keluarkan. Sebuah rasa yang tak bisa Tamara pungkiri, bahwa Tamara mulai terbuai dengan jari kasar Irwan yang bermain di sela bibir vaginanya. Tak terasa Tamarapun menikmati perlakuan yang menimpa dirinya. Bagaimana kuatnya ia menahan hasrat ini, maka semakin besar pula hasrat itu mendobrak pertahanannya. Ia hanya seorang wanita biasa yang masih memiliki hasrat bersetubuh dengan lawan jenisnya. Apalagi selama 1 tahun ini Tamara tak merasakan belaian laki laki setelah kasus penceraiannya dengan mantan suaminya Rafi, salah satu pengusaha sukses di Jakarta.

“Hahahaha… dasar wanita munafik. Ternyata kamu menginginkannya juga. Ternyata kamu menikmatinya juga.” Seru Irwan sambil menunjukkan lendir bening yang menempel di jari jari Irwan kepada Tamara.

Tamara hanya tertunduk malu tanpa dapat mengangkat kepalanya menatap wajah Irwan karena malu telah terangsang atas perlakuan yang Irwan perbuat pada dirinya.

“Sekarang kalau kamu masih ingin melihat matahati esok pagi dan masih ingin melihat anak mu bermain. Turuti perintah saya… dan saya jamin keselamatan kalian berdua. MENGERTI…” seru Irwan kepada mereka berdua dan membentak Tamara sambil menjenggut rambut panjangnya kebawah hingga terlihat wajah Tamara yang meneteskan air mata malu.

Perlahan Tamara mengangguk dan menyetujui perjanjian itu.

“Sluuup… Sluuup…” jilatan lidah Tonny menyapu bibir vagina Naffa dengan cepat.

“Hahahaha… lihat Wan… lihat yang satu ini. Perhatikan wajahnya. Wajah yang sebelumnya begitu menakutkan…. hahaha… sekaranng tetunduk juga dan tak jauh berbeda dengan para pelacur pelacur pinggir jalan di kawasan Blok M sana.” Tawa Tonny bangga berhasil membuat Naffa merasa tertaklukkan olehnya.
Dilepaskannya kedua rantai yang membelenggu kedua tangan Naffa oleh Tonny. Namun Tonny juga tak ingin mengambil resiko kehilangan mainannya karena kecerobohannya. Diambilnya seutas tali tambang dan kembali dililitkan ke perlenganan tangan Naffa.
Dengan mengacungkan batang kemaluaannya di hadapan Naffa yang menungging di hadapannya. Dengan kasarnya Tonny memaksa Naffa untuk membuka mulut mungilnya dan memasukkan batang kemaluannya itu kedalam mulut Naffa.

“Plak…” sebuah tamparan yang keras mendarat di pipi kiri Naffa yang menolak perintah Tonny, dan… “Plak…” sekali lagi tamparan mengenai pipi kanan Naffa hingga mengeluarkan darah disela bibir Naffa.

“Jangan membuat saya kehilangan kesabaran saya dengan membunuhmu disini… turuti kemauan saya atau kau akan merasakan belati memberikan cacat seumur hidup di kedua pipimu yang mulus ini.” Ancam Tonny sambil mengeluarkan belati yang berada di sela pinggangnya.

Merasa tak berdaya lagi. Naffa akhirnya membuka kedua belah bibirnya perlahan di depan batang kemaluan Tonny yang mengacung yang siap masuk kedalam mulutnya. Naffa menyadari untuk apa ia besih keras menentang disaat keadaannya yang tak berdaya ini. Hanya dapat meneteskan air mata tanpa dapat melakukan perlawanan sama sekali.

Dengan kasar Tonny memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut mungil Naffa. Buas sebuas binatang yang haus akan darah menerjam setiap mangsa dihadapannya.
Sodokan demi sodokan Tonny menghantam mulut Naffa tanpa sedikitpun memberikan Naffa kesempatan untuk mengatur nafas. Dengan memegang kepala naffa, Tonny terus memperkosa mulut polwan tersebut. Setiap hentakan yang di hujam oleh Tonny didalam mulutnya terasa sekali hingga masuk ke tenggorokannya. Memang Naffa tak dapat pungkiri betapa besar dan panjangnya kemaluaan Tonny saat ia pertama kali melihatnya.
setelah merasa puas bermain dengan mulutnya. Tonny melirik sebuah bongkahan yang terjepit diantara pantat Naffa yang bulat mengiurkan. Berjalan membelakangi Naffa yang masih menunggi. Tonny menarik kedua belah pantat bulat Naffa berlawanan.

Erangan demi erangan kini tak malu lagi Tamara keluarkan lewat mulutnya. Meski sempat ia tahan tahan, namun nyatanya kini ia terbuai dengan kejantanan Irwan yang sekarang sedang menyetubuhinya.

“mmmhhh… ssshhh…”
“Bagus… terus. Terus jangan kamu tahan nafsu yang ada dalam dirimu…” ujar Irwan yang memapah tubuh Tamara diatas pinggangnya layaknya mengendong seorang anak kecil.
Suara bergema memenuhi bangunan pabrik tua itu mnejadi begitu ramai oleh sahutan sahutan nafsu yang silih berganti.

“Tonn…” panggil Irwan. “sepertinya aku ingin merasakan keperwanan seoranng polwan yang sekaligus seorang artis seperti Naffa.” Seru irwan sambil mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Tamara yang memang sudah menjanda dengan anak satu itu.

“Oh… dengan senang hati Wan… bila kamu mau merasakannya juga kayaknya sih memang masih perawan nih. mem*knya masih rapat Wan.” Ujar Tonny mengiyakan maksud Irwan untuk berganti pasangan.

Dielus elusnya bibir kemaluang Naffa dengan jari jari Irwan membelah atas ke bawah.

“Please jangan ambil Keperawanan saya… saya mohon. Hanya itu yang dapat saya jaga selama ini. Jangan… please…” pinta Naffa dengan mengiba iba untuk di kasihani.

“Kurang aja… dalam saat ini kau masih saja mencoba tawar menawar… kamu pikir sekarang kamu berada dimana… diam dan rasakan saja kont*l ku ini merasakan darah keperawanannmu yang segar ini.” Bentak Irwan sambil menampar kedua belah pantat Naffa hingga memerah.

Digenggamnya batang kemaluan oleh tangannya sebelah kiri dan perlahan lahan di gesek gesek kepala kemaluannya di bibir vagina Naffa yang gemuk montok tanpa bulu sama sekali.
Terasa sebuah sensasi yang lebih nikmat dibandingkan ketika ia menyetubuhi Tamara tadi. Perlahan di tekan kepala kemaluannya membelah bibir yang merapat itu hingga tercuak membuka dan didorong perlahan terus dan terus hingga bibir kemaluan Naffa ikut mengempes masuk kedalam karena besarnya kemaluan Irwan. Naffa hanya dapat berdiam dan pasrah keperawannnya akan terenggut oleh pria asing bukan kekasihnya. Di tempat kumuh ini bukan di malam pertama di atas ranjang pengantin seperti idamannya selama ini. Hanya mengigit bibir Naffa menahan rasa sakit yang begitu amat ia rasakan saat sebuah benda besar panjang berotot memaksa memasuki liang kewanitaannya.

“Aaaakkkkkhhhhhh….” menjerit Naffa sambil mendahakkan kepalanya keatas serta menetes darah keperawanannya di sela sela bibir kemaluannya yang diterjam oleh batang kemaluan Irwan ke dalam liang kewanitaannya, menganjal terhimpit sesak oleh kemaluan Naffa yang perawan itu.

Irwan mendiamkan sejenak kemaluaannya didalam vagina Naffa. Memberikan waktu sesaat untuk vagina Naffa untuk menerima kehadiran miliknya ini.
Remasan remasan Irwan rasakan… otot otot vagina Naffa berkerja memberikan perlawanan meremas dan menghisap kemaluan Irwan.
“Sungguh nikmatnya mem*kmu sayang… uuuhh. Ternyata mem*k mu lebih mengingginkan kehadiran kont*l ku didalam mem*k mu dibandingkan dengan mu.” Ujar Irwan yang merasakan kemenangan sekali lagi berpihak kepadanya.

“BAJINGAN KAMU IRWAN. SUNGGUH KOTOR PERBUATANMU…” umpat Naffa disela sela kemarahanya yang tertahan.

“Hahahaha… silahkan kamu berteriak. Toh… tak ada orang yang akan menolong kalian disini. Dan saya yakin sesaat lagi engkau akan merasakan sensasi kenikmatan yang sebenarnya kamu inginkan dari pertama kali. Tak usah mendusta. Katakan saja bahwa engkau juga mengingginkan perlakuan ini.”

Disisi lain Tamara ternyata sedang berdoggie style dengan Tonny yang menyetubuhinya dari belakang.
Tamara tak semunafik Naffa. Tak malu malu Tamara menuntut kemaluan Tonny untuk memasuki liang kewanitaannya.
Desahan desahan Tamara yang begitu kencang dibarengi oleh liukkan tubuh yang merangsang, membuat Tonny semakin gila menyetubuhi kemaluan Tamara dari belakang. Hentakan hentakan yang dibuat Tonny sungguh membuai Tamara menikmati pemerkosaan ini. Kini Tamara layaknya wanita pemuas nafsu laki laki… terlihat dari caranya. Begitu menikmati setiap perlakuan Tonny terhadap dirinya.

“Uuuhh…. uuuhhhh…” erang Tamara yang semakin liar.
“Katakan dengan jujur siapa yang kamu dambakan saat ini. Ayo katakan yang keras.” Bentak Tonny yang sudah semakin bernafsu melihat Tamara telah menuruti perintahnya.
“kont*l mu… ooohhhh…. sssshhh. Please push… push… more hard baby.” . “God damn… its too big… yeah… uuuhhh…. I like your dick Tonny. Please give me more…. uuuuuhhh….” erang Tamara dalam bahasa Inggris yang membuat Tonny semakin bernafsu lagi.

Ditariknya perlahan batang kemaluan irwan dan tertahan setengah lalu kembali ditusukkan dedalm lagi. Berkali kali hingga Naffa pun bukan hanya menangis namun perlahan suara itu lebih mirip bila dikatakan dengan desahan. Irwan memang pintar memainkan peranannya sebagai permerkosa. Ia dapat membalikkan keinginan seorang wanita yang menolak disetubuhi hingga meminta sebaliknya.
Setiap saat Irwan pura pura akan mengeluarkan seluruh batang kemaluaannya dari dalam vagina Naffa. Dengan cepat Naffa mendorong bokongnya ke belakang menahan batang kemaluan Irwan agar tetap di dalam vaginanya.
Tersirat senyum kemenangan di paras Irwan. Merasa bangga membuat Naffa menjadi tergila gila terhadap perlakuannya.

“Apakah kamu menginginkan lebih dari rasa yang sekarang. Atau kamu lebih memilih menghentikan permainan ini sampai disini saja. Lihat disana.” Tanya Irwan kepada Naffa yang menderu nafasnya karena nafsu. “Lihat patnermu… perhatikan dengan seksama… begitu nikmatnya ia meresapi perlakuan Tonny terhadap dirinya. Apakah kamu tak menginginkan seperti yang dirasakan oleh Tamara. Patner kerjamu.” Bisik Irwan dengan posisi dadanya menempel di atas punggung Naffa.

“Kalau kamu tak menjawab. Maka… yah sudah lah… aku pun telah enggan dan bosan dengan kepura puraan mu…” ujar Irwan memancing sambil menarik seluruh batang kemaluannya keluar dari vagina Naffa.

“Please… jangan perlakukan aku seperti ini. Tolong jangan tinggalkan aku merana disaat seperti ini… please.” Pinta Naffa dengan suara agak mengecil karena malu meminta Irwan untuk melanjutkan pemerkosaan yang sebenarnya tak ia inginkan. Namun di balik dirinya yang liar, ia sangat mendambakan perlakuan seperti ini terhadap dirinya.

“Hahahaha… akhirnya kau dapat mengemis juga meminta belas kasihan kepadaku…”. tawa Irwan meledak ledak merasa senang mendengar ucapan Naffa tadi.

“Sekarang… merangkak lah kesini. Dan tunjukkan bahwa kamu memang benar benar membutuhkan kont*l ku ini untuk kesekian kalinya memasuki mem*kmu itu… tapi bila kau macam macam… maka akupun tak sungkan sungkan menghabisi nyawamu disini dan membuang mayat mu di antara rongsokkan mesin mesin tua disekeliling mu hingga tak ada satu orangpun akan tahu dimana jasad mu berada.” Perintah Irwan sambil duduk di atas bangku kayu jati didepan Naffa yang merangkak, serta mengancam Naffa bila ia mencoba melawan saat Irwan melepaskan seluruh belenggu rantai yang tadi mengikat tangan dan kakinya.

Dengan perlahan Naffa merangkah mendekati irwan yang duduk di depannya. Menurutinya agar melakukan oral terhadap batang kemaluan Irwan yang mengacung gagah ke atas.
Sekitar 10 menit Irwan membiarkan Naffa menikmati batang kemaluannya keluar masuk.
Hingga Irwan akhirnya Irwan menarik tubuh Naffa dan mengangkan kedua pahanya tepat diatas batangannya. Perlahan Naffa menurunkan bokongnya hingga memendamkan seluruh batang kemaluan Irwan kedalam vaginanya.

“Aaaahhhh…” desah Naffa disela vaginannya kembali terganjal penuh oleh batang kemaluan Irwan.
“Bagimana sekarang… sakit…” tanya Irwan kini dengan lembut seperti bertanya kepada kekasihnya Sarah yang sekaligus sekretaris barunya.

Namun Naffa hanya mengelengkan kepalanya dan merangkulkan kedua belah tangannya di leher Irwan.
Naffa pun dengan berirama menaik turunkan pantatnya berirama dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Semakin lama semakin cepat… saling bersahutan dengan desahan Tamara di sebelah sisinya yang sedang di setubuhi oleh Tonny.

Lain dari Naffa. Tamara kini memilih posisi women on top. Dengan posisi seperti ini ia dapat menikmati persetubuhan ini dengan fantasi seksnya.
Goyangan pinggul Tamara yang berada di atas Tonny begitu liar. Memaksa batang kemaluan Tonny mengadu adu seluruh dinding vaginanya.
Tonny dapat menikmati sensasi yang dibuat oleh Tamara sambil meremas buah dadanya dan sesekali menarik puting susu tamara yang mengacung keras memerah karena perlakuan Tonny.

“uuuhh… Tonn. Aku… uuuuhhh. Aku tak kuat lagi aku mau keluar…. ooohhhh…. aaaakkkkhhh.” Erangan Tamara yang mencapai puncaknya yang berakhir dengan lengkingan panjang mengakhiri kenikmatan yang ia rasakan.

Melihat Tamara telah terjatuh lemas di atas dadanya. Tonny segera mempercepat sodokan sodokan batangnya kedalam vagina Tamara berkali kali semakin genjar.
Sesaat kemudian Tonny akhirnya merasakan kedutan kedutan hebat di pangkal kemaluaannya dan sesegera menarik keluar dan memndamkan batang kemaluannya kembali ke dalam mulut Tamara yang diakhiri oleh muncratnya sperma Tonny berkali kali didalam mulut Tamara. Ditahannya mulut Tamara agar tetap tertutup rapat dan memaksa Tamara menelan habis spermanya ada didalam mulut Tamara, polwan cantik yang sekaligus wanita dambaan laki laki yang menontonnya di layar lebar.
Merasa spermanya telah habis tertelan maka Tonny merasa bangga melihat wanita secantik Tamara menikmati spermanya tanpa banyak perlawanan yang dilakukan.

“Bagaimana.. nikmatkan. Aku yakin suatu hari nanti kamu akan kembali kepadku dan kembali meminta aku untuk menyetubuhimu seperti ini. Namun bedanya nanti kamu akan dengan suka rela bukan seperti sekarang ini. Hahahaha….” ujar Tonny melihat tatapan mata Tamara yang sayu setelah lelah didetubuhi olehnya.

“Trus… lebih cepat lagi… katakan kamu adalah pelacur ku… dan kamu dangan mendambakan batang kemaluan ini semenjak kamu melihat ku… katakan.” Perintah Irwan menyuruh Naffa meniru perkataan kotornya sambil berkali kali menampar pantat naffa yang putih bulat itu naik turun naik turun menghampiri kemaluannya berkali kali.

“Iya… saya adalah pelacur kotor yang sangat mengingginkan batang kemaluanmu setiap saat… ah.. ah.. ah..” ulang Naffa meniru meski tak sama.

Tak lama kemudian Naffa pun mencapai puncaknya dengan gerakan makin memburu… semakin cepat dai sebelumnya.

“Aku sampai… oh….aku sammmmppaiiii…. aaaaakkkkhhhh.” Erang Naffa melipatkan kedua belah tangannya kencang di pundak Irwan dan melipatkan kedua pahanya mengunci di pinggang Irwan.

Selang beberapa saat Irwan menyusul memuncratkan spermanya.
Naffa yang merasa akan ada sesuatu memenuhi rahimnya. Dengan sedikit tenaga Naffa mencoba berdiri mencabut kemaluan Irwan yang masih didalam vaginanya. Karena ia sadar, ia tak ingin memiliki seorang anak dari hubungan yang tak seharusnya terjadi.
Sia sia Naffa mencoba memberontak. Bagaimanapun juga tenaga Irwan yang menahan pinggulnya untuk tetap pada posisinya, memaksa rahim Naffa untuk menerima seprotan sperma hangat memenuhi seluruh ruang yang adal didalam vaginanya.

Dengan kesenangan Irwan dan Tonny meninggalkan Naffa bersama Tamara tergeletak tak berdaya kehabisan tenaga.
Tawa mereka berdua memecahkan seisi bangunan tua itu. Mereka keluar dan memerintahkan 10 anak buahnya untuk bergantian menikmati tubuh Naffa dan Tamara yang telah lemas itu.
Bagaikan menemukan emas dalam genggaman masing masing. Ke 10 dari mereka masuk dan kembali mengauli Tamara dan Naffa yang masih lemas tak berdaya didalm sana.

Pemerkosaan itu berakhir hingga siang hari sekitar jam 10 siang. Silih berganti mereka kembali disetubuhi berkali kali oleh 10 anak buah Irwan.
Hampir selama 20 jam Naffa dan Tamara mendapat perlakuan biadad dari anak buah Irwan. Berbagai ukuran, sili berganti memasuki vagina mereka, dan berkali kali vagina mereka dipaksa menerima sperma dari 10 anak buah Irwan.

Sekitar jam 12 tengah hari mereka ditemukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Tubuh yang sebelumnya di dambakan oleh setiap rekan dikepolisian kini, penh dengan luka luka hasil perlakuan kasar anak buah Irwan.
Untunglah Naffa dan Tamara masih bisa diselamatkan nyawanya dan memberikan kesaksian atas perlakuan yang mereka terima selama 20 jam lebih di dalam bangunan pabrik gula tua yag telah tak berproduksi lagi. Meskipun mereka malu menceritakan ini semua, namun demi membalas dendam yang membara kepada Irwan dan Tonny serta antek anteknya. Mereka segal kejadian itu secara jujur.

“Biadad sungguh biadad perlakuan mereka terhadap anggota kita, ini berarti peperangan akan segera dimulai… darah dibalas dengan darah…” seru kapten Blaze kepada letnan 1 Crayon dan letnan 2 Hsun.

Mereka berjanji akan membalas segala perbuatan yang telah mencoreng kepolisian pusat.

Blaze, Crayon dan hsun mengatur segala siasat untuk menangkap Irwan bersama komplotannya dan menghukum mati Irwan dan Tonny.
Namun sebelumnya tentu dengan persetujuan komisaris Lexius dance.gif yang memberikan perintah secara bijaksana dan gagah berani….