Fantasiku menjadi kenyataan (2)

Waktu menuruni tangga aku sedikit heran mendengar suara desahan-desahan kecil. Perlahan aku menuruni anak tangga dan berjalan mengendap-ngendap. Sampai keujung tangga, betapa kaget aku menyaksikan kakakku dengan Albert sedang berciuman dengan ganasnya. Kulihat tangan kakakku melingkar di leher Albert dan menggelayut dengan manjanya. Mata mereka sama-sama terpejam....dan mereka berciuman terus menerus.....lama sekali mereka melakukan itu. Entah saking asiknya atau apa, mereka tidak menyadari aku sedang menyaksikan pergumulan mereka dibalik tembok tangga.
Jantungku berdegup kencang.....baru pertama kali didepan mata aku menyaksikan sepasang insan bercumbu.
Sesekali kulihat Albert mengalihkan ciumannya ke leher kakakku yg putih...dan itu membuat kakakku menengadahkan mukanya keatas sambil mendesah ringan. Mereka sungguh menikmati keadaan itu. Kecupan demi kecupan....desahan demi desahan...dan aneh...aku mulai mengalami sesuatu perasaan aneh dalam diriku. Aku sangat menikmati pemandangan tersebut.....apalagi ketika kuperhatikan tangan Albert dengan nakalnya membuka kancing baju kakakku.....dan dengan sangat perlahan mukanya bergerak turun ke arah dada kakakku. Aku melihat dengan jelas payudara kakakku memcuat keluar dengan putingnya yg masih merah muda. Ukuran putingnya sebesar kelingking bayi dan bentuknya indah sekali. Tatkala pemandanganku terhalang oleh muka Albert yg bergerak menuju dada kakakku.......kudengar rintihan yg lebih keras dari kakakku.

Hmm...hmmm....ohhh....erang kakakku keenakan.
Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba Albert berdiri dan menarik tangan kakakku menuju ke kamar kakakku. Karena ruangan kakakku berlawanan dengan tembok tempatku berdiri, maka mereka tidak ...

..melewati tempat aku berdiri. Aku hanya berdiri diam dan mendengar suara pintu kamar ditutup. Aku masih berdiri disamping tembok tangga....dan bingung harus melakukan apa. Namun keingin tahuanku membuatku memberanikan diri mendekati kamar kakaku....mereka juga pasti tidak akan tahu pikirku.
Aku tidak bisa membayangkan apa yg sedang mereka lakukan didalam....tetapi aku bisa mendengarkan rintihan-rintihan dari kakakku yg tiada berhenti. Entah apa yg mereka lakukan...tapi aku membayangkan pasti kakakku yg cantik dan sexy sedang dimanja habis-habisan sama Albert yg romantis itu. Aku cepat-cepat kembali ke kamar, menyalakan musik pelan-pelan, mematikan lampu dan menghempaskan diriku diatas ranjang. Mataku terpejam memandang keatas....dan kejadian tadi semua terlintas kembali dalam benakku.
Tanpa aku sadari....tanganku mengelus-elus dadaku sendiri. Aku merasakan nikmat, asik dan terbuai dengan fantasiku. Ada perasaan aneh muncul dari dalam diriku....perasaan ingin diperlakukan sama seperti kakakku oleh seorang laki-laki. Akhirnya aku terlelap dalam buaian musik dan suasana kamar yg hening.
Kakakku bilang Albert kemarin pulang jam 12 malam, tapi aku tidak menanyakan hal-hal lain....dan bilang begitu kekamar aku langsung tidur karena ngantuk. Kulihat muka kakakku senyum-senyum ketika berbicara denganku....tapi keliatannya tidak menaruh curiga sedikitpun bahwa aku mengetahui apa yg mereka lakukan tadi malam. Entah sudah sejauh apa hubungan kakakku dengan Albert, satu hal yg pasti.....kakakku masih perawan meskipun kadang percumbuannya dengan Albert sudah kelewat batas. Mungkin itulah wanita, setelah berhasil dicium....yg lain-lain pun menjadi mudah buat cowok....apalagi yg melakukan adalah pacar sendiri.
Albert pasti sudah puas menikmati segala lekuk-lekuk dan kemolekan tubuh kakakku. Setahun berlalu dan sekarang kakakku dan keluargaku sudah akrab dengan Albert. Mereka sangat senang menerima kehadiran Albert sebagai pacar kakakku. Namun kadang aku sedikit salah tingkah kalau kadang kakakku suka bermanja-manja didepanku...misalnya membaringkan kepalanya ke pundak Albert, memeluk Albert dari belakang. Kelakuan-kelakukan kakakku yg terang-terangan itu memang termasuk sopan, namun aku yg tergolong masih hijau memperoleh pengaruh yg lain.
Sering ketika mau tidur, aku mengenakan daster yg tipis dan membayangkan yg bukan-bukan. Gilanya lagi......aku sering membayangkan kejadian pertama kali aku mengintip kelakukan kakakku dengan Albert. Aku mereka-reka apa yg waktu itu mereka lakukan didalam kamar itu. Rasa penasaranku muncul setiap malam.
Kubayangkan Albert menciumi bibir kakaku dengan lembut tapi ganas......dan berpindah keleher......terus ke bibir dan berpindah ke telinga, tenguk ke bibir lagi. Aku membayangkan Alber membuka baju kakakku pelan-pelan, membiarkan tangan Albert menjalar ke sekitar payudaranya yg besar dan indah itu. Aku membayangkan muka Albert menjalar kesekitar payudara kakakku dan bermain-main dengan lidah dan bibirnya disekitar situ. Aku membayangkan desahan-desahan dan rintihan-rintihan kenikmatan yg dialami kakakku. Semua fantasi ini membuatku merasa nyaman......menimbulkan perasaan aneh......membangkitkan nafsuku.......dan membuatku ingin diperlakukan sesuai fantasiku.
Semakin hari fantasiku semakin berkembang........aku membayangkan betapa Albert dengan lembutnya membuka baju kakakku satu persatu......meski ada penolakan lembut dari kakakku...tapi cumbuannya yg panas..pasti meluluh lantakkan pertahanan kakakku. Aku membayangkan mereka tanpa sehelai benang di badan bergumul dengan serunya diatas ranjang. Dan kubayangkan Albert menjilati sekujur tubuh kakakku sehingga membuat kakakku bergelinjang seperti cacing kepanasan. Kubayangkan Albert menjalari tubuh kakakku.....dari mencium bibir, terus keleher....turun lagi ke bibir......terus kedada ...berpindah-pindah ke dada kiri dan kanan.......terus turun ke pusar dan turun lagi.........terus ke paha......ke betis dan menjilati satu persatu jari kaki kakakku yg mulus. Dan tiba-tiba kakakku membalikkan badan sehingga berada diatas. Dan sekarang kakakku yg mengambil peran......semula kakakku menatap mesra Albert yg terbaring diatas ranjang......sambil tangannya membelai-belai rambut Albert. Dengan jarak muka yg hanya 15 cm....kakakku mulai menunjukkan aksinya. Dipagutnya bibir Albert dengan lembut.....lama sekali dan berpindah ke leher....sambil tangannya membelai-belai dada Albert yg bidang. Muka kakakku turun ke dada.....mengecup setiap inci dada bidang Albert........terus turun lagi turun lagi.........dan kulihat kakakku mengelus-elus sesuatu yg diimpikan setiap wanita. Aku melihat betapa gagah dan indah milik koko Albert. Dan ketika kulihat bibir mungil kakakku dan lidahnya yg indah mengecup mesra barang kesayangan koko Albert.......tiba-tiba tanda disadari akupun mendesah ringan. Aku menjadi rindu.......kepingin......kepingin aku yg menggantikan peran kakakku. Gilaa........kenapa aku bisa jadi begini ???
Kulihat kakakku memasukkan milik Albert ke dalam mulutnya dan aksi kakakku yg mengocok ringan sambil memaju mundurkan milik ko Albert dari mulutnya.......membuat Albert mendesah dengan hebatnya.
...Ohhh....sayang.....teruss.......kamu.....luar biasa sayang.......terus.........kamu pintar sayang.

Aku meremas-remas payudaraku sendiri.....aku bisa merasakan puting susuku yg kecil itu menegang......aku merintih.....mendesah.......meraung dalam fantasiku. Tanpa kusadari......tangan kiriku mengelus-elus payudaraku sementara tanganku yg satu mengelus-elus selangkanganku. Aku sadar selangkanganku sudah basah.......tapi aku tidak peduli.......ada sesuatu yg aku cari...tapi aku tidak mengerti apa yg kucari........aku hanya bisa merintih......merintih dan merindukan sesuatu. Ohhh.......hmm........koko.......tanpa aku sadari aku memanggil nama koko Albert.

Hari itu papi mami tidak di rumah karena sedang kerumah tante di daerah Bintaro. Tadi kakakku bilang Albert mau ke rumah dan kakakku bilang kalau dia belum nyampe agar aku menemani koko Albert ngobrol. Sekitar jam 06.00 sore aku mendengar suara bel rumah dan kukira kakakku dah nyampe. Pembantu rumahku langsung membukakan pintu dan baru kuketahui kemudian ternyata yg datang adalah ko Albert.
”Halo...Nita, apa kabar ?, gimana kuliahnya ?, nyeletuk Albert sembari melempar senyum lantas menghempaskan dirinya pada sofa empuk di ruang tengah.
”Macet Nit...hari ini.......mungkin karena hujan sich”, katanya pelan.
Tak lama pembantu mengeluarkan minum buat ko Albert dan kami mengobrol ringan sambil menunggu Riska pulang. Albert memang pinter mencairkan suasana....obrolan ku dengan koko Albert rasanya asik dan koko Albert pinter bercanda. Kadang saking gemesnya aku sampai melemparkan bantal sofa ke arah Albert. Tentunya dengan mudahnya Albert menangkap lemparanku yg hanya karena gemes itu.
Udara hari ini memang kurang bagus....sejak jam 05.00 sore sudah gerimis dan sekarang hujan turun cukup lebat. Barusan kuterima HP dari kakakku katanya mungkin nyampe ke rumah kira-kira pukul 7.30. Nanti makan bareng sama Albert di rumah aja, katanya dari balik HP. Aku ke belakang dan berpesan kepada pembantu agar menyiapkan makan malam buat kami sebentar lagi.

Albert pinter bercerita dan membuat humor. Suatu saat aku diberikan tebakan oleh ko Albert. Karena tebakannya agak sulit.......aku dibuatnya berpikir keras. Aku digoda-godain terus sama ko Albert.
”Ayo dong......masa mahasiswi ga tahu jawabannya ?”
”Sabar....bentar ya...jangan kasih tahu dulu”, sergahku ga mau kalah.
”Ayooo......apa........yoo ?, guraunya terus menerus.

Tidak ada komentar: